Tiga Belas penumpang masih belum ditemukan. Upaya Tim SAR terus dilakukan. Satu Speedboat hilang arah, Kota Ternate dikepung luapan air kali, BMKG keluarkan peringatan Dini.......
Itulah headline berita yang terjadi beberapa hari ini di Maluku Utara. Angin kencang, gelombang tinggi dan curah hujan dengan intensitas tinggi menghantam Maluku Utara.
BMKG terus mengeluarkan update kondisi cuaca laut yang mengerikan dan memberikan peringatan dini agar jangan dulu berlayar. Tinggi gelombang berdasarkan rilis mereka  mencapai 2,5 Meter dengan kecepatan angin 60 Knot merupakan situasi berbahaya untuk melaut.Â
Peringatan hanya sekedar peringatan sementara di lapangan kapal-kapal dibiarkan tetap melaut. Alhasil, berdasarkan berbagai video yang beredar di Medsos, banyak kapal yang terhantam gelombang tinggi. Berjibaku dengan ganasnya gelombanh disertai angin kencang.
Air masuk ke kapal, penumpang panik, kapal miring hingga tragedi terjadi. Kapal terbalik dan nyawa melayang. Kejadian ini menimbulkan kegeraman terutama kepada pihak kapal yang ngotot menstar mesin lalu berlayar.Â
Namun hemat saya, mereka tak akan keluar jika informasi dan kesigapan tersampaikan dengan jelas. Rilis BMKG sering tidak diperoleh daerah lain, sehingga membuat kapal tetap keluar.
Beberapa kejadian pernah terjadi ketika rilis BMKG keluar namun tidak disampaikan dengan jelas ke beberapa wilayah. Kondisi ini membuat salah satu kapal berlayar menuju Ternate. Alhasil di sepanjanh perjalanan mereka dihantam badai dasyat.
Kejadian kemarin kemudian mengundang perhatian pihak terkait dan melarang kapal-kapal berlayar. Seperti polisi India yang baru ngeh setelah adegan bunuh-bunuhan selesai.
Kapal dilarang melaut. Petugas pelabuhan dengan ketat tidak memberikan izin diberbagai kabupaten. Dan yang menarik, akan ada penyelidikan kapal terbalik setelah selesai dilakukan pencarian korban yang hilang. (1).
Kondisi menimbulkan sebuah tanya, kenapa setelah kejadian baru ada tindakan hingga pengusutan yang bermuara kepada unsur hukum karena kelalian kepada pemilik kapal. Bukankah ini perihal kebijakan secara Makro karena sudah sering kali terulang?