Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lemahnya Keselamatan Kerja

26 Agustus 2021   13:52 Diperbarui: 5 September 2023   18:58 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (freepik.com via kompas.com)

Lemahnya evaluasi dan monitoring berdampak pada pengawasan yang lemah terhadap aktivitas pekerjaan para pekerja. Sehingga abai pada standar operasional prosedur yang berdampak pada kecelakaan yang tak terhindarkan. 

Olehnya itu agar mencegah kejadian ini terus terjadi sepanjang tahun, maka perlu beberapa tindakan ketat yang harus diperhatikan bersama. baik pemerintah maupun pihak perusahaan pertambangan utamanya di Maluku Utara yang tak henti-hentinya mengalami kejadian kecelakaan kerja.

Pertama, proses perekrutan yang ketat bagi sumber daya manusia yang akan bekerja di perusahaan pertambangan. Kualifikasi dan penerapan pengetahuan dari standar keselamatam harus terus diberikan minimal dua bulan sekali. 

Paling utama memperketat perekrutan pengemudi alat berat yang selama ini menajdi sumber kecelakaan. Dan perlu menekankan penguatan pengawasan teknis dari penangung jawab operasioanl proyek

Kedua, memperkuat kontrol dan pengawasam serta penerapan SOP setiap hari atau setiap aktivitas dari jalannya pertambangan dalam melakukan produksi.  Control dan pengawasan harus dilakukam secara intensif.

Ketiga. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang selama ini menjadi problem dan penyebab dari kecelakaan pekerja yang intens. Untuk satu ini butuh pehatian serius dari semua pihak terutama pemerintah dalam setiap audit dan investigasi kecelakaan.

Tentu semua ini demi upaya perbaikan dan keselamatan pekerja. Sebab tak elok rasanya jika hanya berorientasi produksi dan pengerukan alam namun standar operasional begitu diabaikan yang menjadikan pekerja menjadi korban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun