" Sebentar malam ada jadwal vaksinasi. Nanti diumumkan di masjid. Ayo vaksin, mumpung gratis,"ujarnya.Â
Saya hanya mengiyakan tapi tidak berjanji akan hadir malam harinya.
Kami terlibat obrolan sekira lima belas menit sebelum dua warga desa datang bergabung. Salah satunya bekerja sebagai honorer di Puskesmas.Â
Obrolan terjadi seperti biasa. Namun salah satu warga justru ketakutan setelah mendengar Pak Udin sudah vaksinasi. Ia sebenarnya ingin melakukan vaksinasi sesuai anjuran akan tetapi ada ketakutan tersendiri baginya yakni, takut vaksin dapat mempengaruhi penyakitnya.
" Saya takut divaksin. Takut kalau terjadi apa-apa. Apalai saya tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan mendalam. Seharusnya, sebelum divaksin perlu ada pemeriksaan mendalam agar kita tau penyakit kita apa," Jelasnya.
Mendengar itu, pegawai puskesmas pun memberikan penjelasan serta menguatkan agar tidak perlu takut melakukan vaksinasi. Menurutnya, hal-hal yang terjadi di media jangan dijadikan patokan secara umum. Sebab vaksin itu aman dan tidak membahayakan.
Warga yang tadinya ragu akhirnya memutuskan akan melakukan vaksinasi di malam hari. Percakapan kami berlangsung beberapa menit sebelum beduk masjid berbunyi tanda masuk Ba'dah magrib. Kamipun kembali ke rumah masing-masing.
Empat hari kemudian, saya bertandang ke desa tetangga. Menemui salah satu kerabat. Â Saat masuk, seorang pria sedang rehat di depan televisi. Ia nampak lemas dan lesuh.
Sesekali Ia memutar badan, namun tak sampai beberapa menit Ia balik lagi ke posisi semula.
Melihatnya saya bertanya " Om lagi sakit ya,".Â
" Tidak. Hanya capek. Habis vaksin." Jawabnya.