Hari itu menjadi hari paling sibuk. Masyarakat lalu lalang memenuhi jalanan. Intensitas kendaraan di jalanan membludak hingga sering menimbulkan kemacetan. Pakaian terbaik juga tak lupa digunakan hanya untuk meghadiri undangan makan siang. Sebuah pola laku menghargai udangan seseorang.
*
Sembari menunggu speed boat berlabuh dengan sempurna, mata saya sudah tertuju ke penumpang yang sekampung dengan saya. Beberapa keluarga besar nampak memenuhi speed boat.
Kehadiran mereka di Ternate karena ada salah satu sanak keluarga yang akan diwisuda esok hari. Nampak juga banyak barang bawaan.
Pisang, minyak kelapa, kelapa, sayur dan beberapa bahan masakan yang dibawa dari kampung.Â
Setelah membantu mereka mengangkut barang-barang tersebut ke angkutan umum, saya kemudian pulang dan berjanji akan datang ke lokasi acara.
Siang menjelang, sekira pukul satu siang saya tiba di lokasi acara. Baru saja duduk, segelas kopi sudah mendarat di atas meja.
Sekira tigapuluh menit saya menikmati sajian kopi tersebut bersama beberapa orang dari kampung yang saya temui di pelabuhan tadi pagi sebelum saya di perintah untuk menemani beberapa ibu berbelanja di pasar.
Di pasar kami membeli ayam, ikan, bawang, cabai, tomat dan segala bumbu masakan untuk melengkapi bahan di dapur.
Sementara kami di pasar, di lokasi acara juga nampak sibuk orang-orang saling membantu. Para lelaki memasang terpal untuk tenda dan para ibu memoles piring, membuat tungku, memasak dll.