Selain itu, berbagai komunitas juga terus melakukan pencarian dan adovokasi agar artefak bersejarah tersebut tidak lagi di ambil sebagai bahan kerajinan besi putih.Â
Oh iya, selain Amerika, Jepang juga pernah mendiami pulau ini sebelum diambil ahli oleh Amerika dan sekutu. Jejak Jepang pernah berada di sini ialah ketika ada salah satu tentara bernama Nakamura ditemukan hidup-hidup setelah perang usai.
Nakamura bertahan dihutan karena berpikir masih terjadi perang selama 30 tahun dan sebelum ditemukan oleh warga. Ia lantas pulang ke Negaranya. Baca : Kompas.com
Untuk menghargainya dan mengenang perang Dunia Dua, pemerintah daerah membangun Monumen Terou Nakamura di Desa Dahigila.Â
Bisnis yang Menguntungkan
Seorang kenalan yang biasa disapa Aan, pria asal Bugis yang terhitung sudah 15 tahun berdagang besi putih mengungkapkan dalam sehari mereka bisa meraup penghasilan sebesar 300-500 ribu rupiah. Jika ramai pengunjung pendapatan mereka bisa lebih.
"Kalau rendah tu ya 100 sampe 200 ribu. (Pendapatan terendah ya 100-200 ribu perhari)," ungkapnya disela-sela percakapan saya.
Sementara Bayu, masih kerbat dekat Aan yang sudah berdagang sekira 20 tahun lebih juga mengungkapkan bahwa dari segi penghasilan cukup menguntukan walau tidak sama setiap hari.
Selain itu, Kata Bayu, pedagang di sini rata-rata membeli bahan kerajinan dari pengrajin Morotai. Jenis pesanan pun berbeda-beda. Ada yang langsung sorvenir jadi ada yang setengah jadi.Â
Bahan setengah jadi ini akan diukir lagi sesuai dengan konsep dan desain yang mereka inginkan untuk menambah keunikan maupun menambah nilai tambah.Â