Sementara di sore hari, ia lalukan hal yang sama. Mencari anak-anak yang tak mengaji. Anak-anak yang sudah melihat Musa kadang lari.Â
Walaupun, cenderung terbilang "kasar"tapi apa yang dikukannya begitu sangat berharga. Para warga desa pun kadang marah namun tak sedikit yang bersyukur. Pedulinya yang besar pada kami waktu itu berbuah manis. Banyak dari kami tak jadi putus sekolah.
Apa yang dilakukan Musa adalah bentuk dari kepedulian. Kekurangannya tak lantas membuat ia berkecil hati. Ia mampu mendorong banyak hal pada kehidupannya.Â
Bahkan hingga kini, ketika orang-orang dari kota yang tanpa sengaja bertemu dengan Musa kembali ke desa, mereka tak segan-segan menanyakan kabar Musa dan apa yang ia lakukan saat ini.Â
Musa mungkin sosok yang punya keterbatasan. Namun sekali lagi ia adalah pribadi yang luar biasa. Orang-orang terkucil namun memberikan dampak luar biasa pada kondisi sosial. Kehadirannya memberikan warga tersendiri.
***
Di atas langit ini saya terus mengingat sosok-sosok sederhana yang jauh dari pujian namun hebat dalam tindakan. Mereka sangat sederhana bahkan jauh yang tersembunyi pada lembar kehidupan. Sosok mereka tak akan nampak ke permukaan.
Dari kisah mereka yang melekat di atas sini, saya merenung di mana pada kehidupan di bawah sana, banyak dari kita yang begitu gegabah"merasa besar" dari segalanya. Walau dibungkus kata "Kebijaksanaan" sekalipun.
Banyak dari kita merasa "langit" yang justru kadang merusak tatanan dan norma-norma sosial. Banyak dari kita merasa "langit" yang justru tak memberikan kontribusi apa-apa bahkan pada diri sendiri. Lantas masihkah kita bersikap langit? (Sukur dofu-dofu)