Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Serangan Fajar dan Antusiasme Masyarakat

8 Desember 2020   21:14 Diperbarui: 9 Desember 2020   05:29 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ; KOMPAS.com/LAKSONO HARI WIlustrasi

Bahasa-bahasa seperti jangan pilih kandidat A ia tak punya uang, Kandidat B banyak uang dan lain-lain menjadi begitu masif disuarakan. 

Dalam prosesnya, setiap kandidat melalui tim-tim kampanyenya juga tak tinggal diam. Mereka menciptakan sebuah kondisi yang saya namakan standar politik uang. 

Mereka akan menerapkan standar-standar lewat persaingan. Jika kandidat A memberikan atau melancarkan serangan fajar 200 ribu maka kandidat lain setidaknya 250 sampai 300.

Bisa dibayangkan berapa banyak duit tak tercatat yang beredar. Jika wilayah pemilihan dengan jiwa pilih 600 ribu  diberi per orang 200 ribu dengan harapan meraup suara 70 persen (sekira 21.000) dari jumlah suara dari 3 kandidat maka uang yang keluarkan ialah 4.2 Milyar.

Itupun baru satu kandidat dan satu wilayah. Bagiamana jika ketiga kandidat menainkan peranan yang sama?  Ditambah, psikap masyarakat yang sering saya temui di mana mereka akan mengambil atau menunggu serangan fajar dari tin kandidat.

Anomali dari postingan-postingan masyarakat.

Postingan masyarakat serta percakapan-percakapan yang masif terjadi dua hari belakangan cukup menggelikan. Mungkin itu dianggap biasa. Tetapi bagi saya,ini menunjukan bahwa kita melegalkan yang namanya money politik.

Secara tidak langsung telah terpatri menjadi budaya yang lekat dengan masyarakat setiap kali kontestasi politik dilaksanakan. Bahkan beberapa pengalaman saya, setingkat kekuasaan kecil di desa saja money politik begitu lancar di mainkan.

Saya jadi mengingat bertemu salah satu orang di tempat pangkas rambut di Kota Bogor belum lama ini. Dalam perbincangan kami, ia berhasrat mencalonkan diri menjadi Kades dengan segala visi pembangunannya.

Namun perbincangan itu menjadi tabuh ketika ia bilang harus menyiapkan uang sebesar 1 milyar biar mampu mengeksekusi para warga. Dan meyakini modal tersebut akan kembali cukup dua tahun dengan mengelola dana desa. 

Postingan masyarakat baik lelucon atau tidak telah menjadi anomali bagi saya secara pribadi. Keinginan, kampanye dan segala bentuk himbauan agar tidak menerima dan harus tegas menolak politik uang nyatanya tak mempan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun