Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mimpi Tidak Pernah Mati

21 Juli 2022   01:12 Diperbarui: 21 Juli 2022   01:25 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun dua malam setelahnya, Iki mengabari. " Abang, mama sudah dipanggil yang Maha Kuasa. 

Pesan singkat tanpa basa-basi ini membuat saya berkaca-kaca. Lantaran sebelumnya sang Ibunda menunjukan kondisi kesehatan yang mulai membaik. Namun kuasa Tuhan tak ada yang tau.

Sosok ibunya begitu sederhana. Beliau adalah salah satu sosok dari sekian ibu yang saya kenal gigih memperjuangkan dan mendorong anaknya menggapai impian. Saya tak bisa membayangkan betapa kehilangan yang Ia rasakan. 

Tiga hari menjelang kepergian ibunya. Duka datang menghampiri tanpa memandang posisinya yang sedang jatuh. Atau memandang betapa rapuh batin yang dirasakannya.

Sang ayah berpulang dua hari kemudian. Di ujung negeri jauh dari posisinya saat ini. Di Tanah Papua ketika ayahnya sedang mengais rezeki sebagai pekerja bangunan.

Iky tak bisa melihat jasad ayahnya untuk terakhir kali. Lantaran, ayahnya di makamkan di pedalaman Papua. Jauh dari perkotaan. Dan tidak mungkin juga ia langsung berangkat dengan menempuh perjalanan jauh.

Sebuah rentetan cobaan yang luar biasa dari sang Kuasa.  Saya begitu haru menyaksikan kondisi yang menerpa pria berusia 23 Tahun ini. Sebagai anak tunggal, tentu ia tak akan lagi merasakan kehangatan keluarga ketika pulang ke rumah hanya untuk menyicip masakan ibunya.

Ketika pulang kampung, rumah akan terasa sepi yang ada hanya kumpulan kenangan yang pernah dilalui oleh mereka. 

Padahal, ia berharap setidaknya ketika wisuda yang terhitung beberapa bulan lagi akan digelar, ia bisa didampingi oleh ibunya atau keduanya. 

Alhasil, orang tuanya memang hadir namun dalam wujud bingkai foto yang ia letakan di samping kiri saat sesi pemotretan ketika ia mengenakan toga kelulusan. 

" Setidaknya usaha mereka tidak sia-sia mendorong saya mencapai bangku pendidikan sarjana," Ujarnya kala itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun