Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pasir Terakhir di Bibir Pesisir

8 November 2020   01:51 Diperbarui: 8 November 2020   01:56 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Pantai reklamasi Tapak I-II Gamalama misalnya, talud-talud yang dibangun seringkali tak kuat menahan gempuran ombak. Alhasil, menambah banyak masalah dan biaya perbaikan tak sedikit.

Di Kepulauan Sula, Kondisi lokasi reklamasi juga cukup parah. Talud yang dibangun tak kuat menahan gempuran ombak hingga mengakibatkan genangan air yang mengancam warga.(repormalut.com). Alhasil, kondisi ini membuat warga terancam dan menuntut pemerintah memperhatikan kondisi yang dihadapi.

Reportmalut.com
Reportmalut.com
Di sepanjang pesisir Maluku Utara, pembangunan rekalamasi saat ini sangat masif. Selain karena keterbatasan lahan karena struktur kepulauan, juga karena dorongan pengembangan ekonomi. Akan tetapi, bentuk reklamasi kadang tak tepat sasaran. 

Lokasi-lokasi yang dipilih justru berada di lokasi strategis. Pantai yang memiliki karang, bahkan hutan mangrove. Patut di akui bagi saya reklamasi positif dan negatif namun juga sisi negatif. Terutama pada lingkungan hingga orang-orang yang hidup dan bergantung pada alam. 

Kedepan, 10 atau 20 tahun lagi saya mungkin tak melihat lagi pantai eksotis bepasir putih. Saat menyelam saya mungkin tak lagi melihat adanya ikan atau karang indah. Atau tak lagi bisa melempar pancing dari pinggir pantai. Mungkin. * Sukur dofu-dofu.

*

Reportmalut.com adalah salah satu media online berbadan hukum yang dikelola penulis dan 6 rekan kompasioner sejak tahun 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun