Data ini juga menunjukan bahwa tingkat literasi atau keterjangkauan terutama dalam mengakses Rumah Baca menunjukan bahwa di desa di Maluku Utara masih sangat rendah pada akses ke TPBM bagi berumur 5 tahun ketas yakni 1,76 persen. Â Pun demikian dengan akses informasi bagi anak diatas 10 tahun yang tinggi.
Pada 2018 lahirlah rumah baca di salah satu desa di Wilayah Kepulauan Sula. Tujuannya memberikan pendidikan di desa tersebut sebagai contoh. Konsep literasi pun dibangun dari akar masalah dengan menambal lubang-lubang tersebut.
Pendidikan seperti, menumbuhkan minat baca, bahasa inggris, pidato bahasa inggris, dan penguatan religi serta program motivasi-motivasi lain.
Selama tahun 2018-2020 jumlah peserta TMB bahkan sudah mencapai 100-an lebih peserta didik yang berasal dari beberapa desa sekitar. Bahkan, sudah akan lahir rumah baca kedua di salah satu desa lainnya.
Jumlah peserta relawan yang terlibat bahkan sudah mencapai 10 orang yang secara sukarela mengajar selama dua tahun ini.
***
Padahal saat pembangunan dulu, masyarakat sangat antusias. Mereka begitu bersemangat bergotong royong. Masuk ke hutan, mengambil bambu, memotong kayu, merakit atap, hingga lahir sebuah bangunan sederhana.
Tak ada bantuan dari pemerintah, bahkan setingkat memberikan buku. Hanya beberapa bantuan dari komunitas yang sama dalam dan luar Kabupaten.
Siang itu, bangunan yang berdiri kokoh rata dengan tanah hanya dalam waktu dua jam.