Kata Husen, jika saja malam itu mereka tak lari menuju pelabuhan penyebrangan yang ditempuh dengan berjalan kaki, mungkin pertemuan sore ini sudah tidak terlaksana. Sebab, 2 jam setelah itu kampung mereka rata dengan tanah. Bahkan, beberapa yang ia kenal sudah tinggal nama dan mayat mereka tak diketemukan.
"Satu saudara saya mati saat dia cari dia pe mama (mencari ibunya). Sampai sekarang mayatnya tidak di temukan,"Â
Husen baru sadar setelah kembali ke kampung. Bahwa apa yang di alaminya karena konflik sara (agama) yang menelan ratusan korban di berbagai tempat. Di kampungnya sendiri, banyak warga yang juga ikut menjadi pasukan perang dan menuju lokasi-lokasi konflik di Halmahera.
Akibat konflik ini, Husen menyelesaikan pendidikan SD nya di kampung halaman. Kemudian kembali lagi ke Ternate dan menyelesaikan Pendidikan SMP, SMA dan S1.Â
Proses penyelesaian pendidikan ia tempuh dengan modal nekat. Sebab, tamat SD ia dipaksa tak melanjutkan ke jenjang berikut karena kekurangan biaya. Namun, tekadnya bersekolah tak menyurutkan niat. Ia tetap melanjutkan pendidikan dengan biaya sendiri. Biaya dari hasil berjualan jasa di pasar, menjadi kuli bangunan hingga ngojek.
Bagi Husen sekolah tak perlu memandang biaya, asalkan ada niat dan tekad semua bisa tercapai. Hasilnya, Husen sekarang mempunyai 2 perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 15 orang. Selain itu, ia menjadi perintis pendidikan pesisir dan berbagai gerakan inovatif di bidang pertaian.
Saat pertemuan saya dengan Husen saat ini, ia sedang melanjutkan studi jenjang magisternya setelah terpendam beberapa tahun. Baginya apa yang ia lakukan adalah bagian dari memotivasi diri dan lingkungannya agar dapat mendorong diri lebih kuat dan menantang hambatan yang ada di masing-masing orang. Â Terutama bagi mereka anak-anak petani dan nelayan.
Cita-citanya pun terbilang sederhana tetapi bermakan, yakni menjadi orang yang dapat menginspirasi lewat cerita dan tindakan yang ia lakukan. Bagi Husen, menginspirasi yang lain, belum cukup sebab perlu dorongan dan contoh lewat tindakan-tindakan. Terima kasih.
***
Note; karena alasan tertentu, Husen tak mau fotonya di publikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H