Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Mereka dan Kata "Cerai"

5 September 2020   18:50 Diperbarui: 5 September 2020   18:56 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay dalam ayobandung.com

" Saya mau cerai, suamiku selingkuh,". Bunyi pesan dari seorang kawan perempuan yang sudah lama tak berkomunikasi. Terakhir, komunikasi intens 14 Tahun Silam atau semenjak ia pindah ke kampung lain.

Dilematis tentu saja, entah dari mana ia mendapatkan nomor saya. Tetapi keluhannya membuat saya begitu iba. Kedua, saya belum menikah, bisa-bisanya ia curhat. Wkwkw

Alhasil, sepanjang pagi hingga sore ini kami berdiskusi dengan memposisikan diri sebagai seorang yang tidak akan menyentil secara mendalam urusan mereka. 

Ia baru menikah di tahun 2016 silam. Sebuah pernikahan yang baru seumur jagung. Mereka berdua dikaruniai 1 anak perempuan. 

Belakangan kata ia, gelojak perceraian menjadi prahara rumah tangga ia dan suaminta. Semua bermula ketika sang suami kedapatan menjalin kasih dengan mahasiswi di salah satu perguruan di Jakarta.

Ini membuat ia frustasi, antara mempertahankan atau mengakhiri. Apalagi, perihal rumah tangga tak segampang mengucap kata pisah seperti saat menjalin huhungan.

"Emang ketahuan dari mana bro," tanyaku memantik inti permasalahan.

"Dari chat whatsaap," jawabnya.

"Bukankah itu tidak terlalu kuat menjadi alibi?,". Tanyaku menekan

"Jika sekali ia, tapi sudah beberapa kali dan suami saya juga mengakui hal tersebut. Namun ia sudah berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama," Jawabnya.

"bagus dong. Intinya apapun masalahnya coba diselesaikan menggunakan kepala dingin. Jangan mengambil keputusan tanpa logika dan hanya mengikuti perasaan pribadi," Pesanku padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun