Data ini menunjukan bahwa tingkat transaksi secara digital merupakan metode utama pilihan pembayaran ketimbang metode lain. Efisiensi merupakan indikator utama pilihan masyarakat.
Pun demikian dengan sektor media (koran, radio, televisi dll) yang awalnya terstruktur oligarki dan cenderung terkapitalisasi berubah secara total. Hal ini lantaran terdapat persaingan dalam pasar media penyiaran.Â
Bagi saya sendiri ini lumrah sebab untuk melawan hegemoni pasar yang terkonsentrasi diperlukan adanya persaingan-persaingan.Â
Media sebagai bagian dari perjuangan demokrasi berkembang pesat setelah terkekang di era orde baru. Lahirnya media-media besar mewarnai perjalanan demokrasi Indonesia atau menjadi bagian dari produk demokrasi yang paling populer. Selain sebagai wadah edukasi dan informasi, media juga menjadi garda terdepan wajah demokrasi.
Namun, kelahiran media-media ini telah membentuk rezim baru seperti yang digambarkan dalam buku Rezim Media oleh Iswandi Saputra.Â
Dalam buku tersebut disimpulkan bahwa media sebagai alat demokrasi seiring jalan berubah akibat dari komersialisasi hingga terkapitalisasi.
Terkomersialisasi yang dimaksud ialah acara-acara yang ditayangkan hanya mengejar rating dan mengabaikan fakta moral. Coba tengok, dalam perjalananya banyak acara-acara yang tidak memberikan nilai edukasi sama sekali.Â
Sementara, terkapitalisasi karena media dikuasai oleh pemodal besar yang berorientasi profit. Tentu profit adalah hal utama dalam keberlangsungan bisnis. Maka media sebagai sektor bisnis penting tentu berbondong-bondong menampilkan dan menawarkan acara-acara bagi konsumen.
Selain kedua aspek di atas, fungsi media juga bergeser jauh dari esensi indepent dan menjadi alat perjuangan politik para elit dan pemerintahan.
Belakangan, kapitalisasi dan hegemoni media mendapatkan saingan ketat dari media sosial. Yap, Facebook, Instagram, Twitter hingga Youtube.Â