Pertama karena kegunaan yang mudah. Kedua karena laptop, tap dan sejenis bukan barang yang wajib dimiliki anak-anak sekolah tingkat dasar maupun tingkat atas. Satu-satunya pihak yang wajib memiliki laptop ialah Mahasiswa. Berbeda dengan pola pendidikan di Luar Wilayah timur yang kebanyakan sudah familiar pada barang-barang tersebut di kalangan anak-anak.
Ketergantunhan akan tercipta secara kuat. Selain digunakan untuk pertemuan kelas daring, mereka dengan leluasa menghabiskan waktu di depan layar HP. Pola baru pun terbentuk, di mana dunia maya bahkan game akan menjadi pilihan selama berada di rumah.
Pengawasan yang lemah dari orang tua atau wali adalah salah satu ciri kenapa anak-anak tidak terbatas berselancar di dunia maya. Anak akan lebih sering menatap layar gadget daripada belajar atau pun berinteraksi dengan lingkungannya. Akses terhadap konten pornografi juga sering terjadi.Â
Secara situasional, pengawasan ketat harus di terapkan oleh orang tua. Akan tetapi bagaimana jika orang tua mereka berada di kampung dan anaknya bersekolah di Kota? bagaimana jika para orang tua juga abai melakukan pengawasan dan membiarkan anak-anaknya bebas mengakses apa saja? tentu sangat berdampak buruk.
Pola pendidikan keluarga yang lemah di wilayah timur adalah faktor penting pembentukan karakter jiwa seorang anak. Sehingga menciptakan karakter baru pada anak-anak, di mana medsos, situs -situs pornogradi hingga game ialah dunia yang tak bisa di jamah oleh mereka.
Kecanduan game misalnya, berdasarkan pengalaman pribadi saya menemukan anak-anak di usia di umur 4 sudah sangat ulet memainkan game online. Bahkan, pemandangan itu setiap hari terjadi di depan mata. Tak jarang seharian penuh dihabiskan dengan bermain game baik berkelompok  maupun sendiri-sendiri.
Edukasi bagi saya sangat penting terutama dalam PJJ,guru bisa menggunakan waktu 5-10 menit untuk mengingatkan siswanya agar tidak terpaku pada penggunaaan smarphone yang berlebihan. Selanjutnya ialah peran orang tua dalam mengawasi dan mengontrol batas-batas penggunaan smartphone dan yang ketiga ialah lingkungan. Agar anak-anak tidak terpancing karena perilaku yang terbentuk di lingkungan sekitar.
Terima Kasih *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H