Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

PJJ dan Penggunaan Gadget yang Menghawatirkan

27 Juli 2020   18:12 Diperbarui: 30 Juli 2020   00:06 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat sedang iseng-iseng berselancar di Facebook 3 hari lalu, sebuah notifikasi pertemanan nonggol di beranda. Seorang anak kecil berumur 13 tahun terpampang jelas di foto profilnya. Anak yang tak asing karena ia merupakan sepupu sendiri yang saat ini sedang menempuh pendidikan di Ternate.

Sesaat setelah di terima, ia pun mengirimkan pesan mesengger. Sejak itu, setiap pagi dan siang notifikasi pesan sering muncul di beranda. Ia aktif melakukan komunikasi. Padahal, setau saya pada Desember 2019 lalu pekerjaannya hanya belajar, sholat dan tidur.

Siswa kelas 2 SMP ini rajin bertanya kabar. Saya memaklumi aktivitas Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini membutuhkan media seperti laptop dan Handpone guna kepentingan pembelajaran.

Saat di tanya, ia mengaku sudah dari bulan Mei di belikan Handphone secend oleh orang tuanya di kampung. Tak jarang  saya marah karena ia terlalu aktif berselancar di dunia maya hingga larut malam.

Selain ia, belakangan permintaan pertemanan juga saya terima dari anak-anak sesusianya dari kampung. Bahkan anak-anak yang tak saya kenal sekalipun. Keaktifan mereka di Medsos melebih waktu orang dewasa. 

Saya kemudian melakukan perbandingan sebelum pandemik dan saat pandemik. Sebelum pandemik, rata-rata permintaan perteman tak lebih dari 5 dan di dominasi oleh orang-orang yang saya kenal dan sudah kategori dewasa. Sementara, rata-rata permintaan pertemanan saat pandemik ini bisa mencapai 10 orang. Mereka di dominasi anak-anak SD dan SMP.

Lantas penerapan PJJ di Tahun Ajaran 2020 ini berpengaruh dan efektif? Bagi saya sangat berpengaruh tetapi belum tentu efektif.

Pengaruh yang sangat nyata tentu saja setiap siswa diwajibkan melakukan penyesuaian dan tidak kaku serta tidak melek teknologi. Penyesuaian-penyesuaian ini bisa negatif maupun positif.

Penyesuaian yang berdampak positif selain tidak melek teknologi ialah manfaat penguasaan teknologi sebagai bagian dari persiapan SDM jangka panjang. Melatih kecerdasan dan inovasi serta meningkatkan skil. Yap, era industri 4.0 ini, pengetahuan tentang teknologi sangat penting. Apalagi di masa mendatang, bonus demografi.

Skil akan terbentuk sedari awal tanpa perlu dilakukan pengajaran nanti di Sekolah Menengah Atas. Pelajaran seperti pengenalan komputer dll selalu serius di bahas pada jenjang sekolah ini di Wilayah Timur.

Sementara, penyesuaian yang berdampak negatif ialah mental dan psikologi yang terbentuk. Di mana ada over utility penggunaan teknologi terutama smartphone. Apalagi, mayoritas anak siswa di Maluku Utara khususnya lebih banyak menggunakan handpone ketimbang laptop. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun