Ia berujar, bahwa kondisi ini merupakan tantangan bagi penggerak pendidikan di setiap wilayah di mana pembelajaran menjadi tidak efektif. Kerja keras perlu dilakukan untuk menjauhkan kejenuhan anak-anak terutama pada kondisi yang tidak pasti saat ini.
Sebelum mengakhiri diskusi panjang via WhatsApp kami berdua mencoba memikirkan alternatif terbaik agar tetap menjalankan aktivitas rumah baca yang kami dirikan.Â
Solusi yang kami hasilkan ialah menerapkan protokol kesehatan. Anak-anak dan pengajar harus mengunakan masker serta melakukan edukasi  kepada masyarakat.
Di tengah geliat pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan pada tahun ajaran baru 2020 yang memutuskan sekolah sudah bisa melaksanakan pembelajaran secara atap muka, di sisi lain kesiapan masih jauh dari perhatian. Minimnya kesiapan terutama protap di desa-desa yang jauh dari jangkauan pusat pemerintahan menjadikan masalah ini semakin runyam.
Belum lagi, masalah psikologi para peserta didik yang perlu di perhatikan akibat dari keterbatasan dunia main. Setiap orang tua terutama di desa juga tidak mungkin memantau aktivitas anak-anaknya di sekolah.
Hal ini karena aktivitas mereka sebagai petani dan nelayan yang harus dijalani sejak pagi pagi hingga sore. Terima kasih. Salam literasi pesisir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H