Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menelisik Serba-serbi Memanen Pala di Desa Mateketen Maluku Utara

11 Juli 2020   18:00 Diperbarui: 11 Juli 2020   22:27 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keesokan hari, fune dan biji pala akan dijemur. Proses penjemuran sendiri bisa berlangsung 2-4 hari tergantung kondisi terik matahari. Proses pasca panen ini terbilang masih tradisional. Namun inilah satu-satunya cara yang sudah turun temurun dilakukan. 

Proses pasca panen ini sering mendapat perhatian para peneliti karena beberapa kali produk primer kita tak terkecuali pala mendapat penolakan-penolakan dari negara lain sebab mengandung jamur.

Proses berikutnya yang dilakukan setelah biji pala sudah kering ialah memisahkan cangkang dengan biji pala. Pala yang berkualitas tinggi dikatakan botak alias tidak pecah atau mulus. Ini mempengaruhi harga jual petani kepada pedagang. 

Pala botak akan dibeli dengan harga tinggi sedangkan yang pecah biasanga lebih rendah dari harga beli pala botak. Sementara fune atau bunga pala mememiliki nilai beli lebih tiñggi dari biji pala. 

Hal ini karena faktor permintaan dengan kuantitas produksi yang rendah. 1o kg biji pala hanya menghasilkan tidak lebih dari 1 kg bunga pala.

Kondisi yang sering dihadapi masyarakat dalam sistem usaha pala selain usaha tani ialah rendahnya harga yang diterima. Walaupun demikian, komoditas ini merupakan sumber utama ekonomi warga. 

Selama puluhan tahun pala sudah menjadi sumber penghasilan yang digunakan untuk biaya hidup dan biaya pendidikan anak-anak mereka. 

Anak-anak petani di desa saya yang mengeyam pendidikan di desa maupun kota memiliki sumber pembiayaan dari hasil buah pala. Terima Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun