Kedepan desa ini juga di rancang menjadi desa yang maju dalam dunia kebudayaan,diantara nya adalah memanah dan pengembangan batik. Untuk pengembangan batik sendiri, desa ini sedang menggagas pembuatan batik yang bebas dari penggunaan bahan-bahan kimia. Jika pada batik komersil banyak perusahan-perusahaan memakai bahan kimia sebagai bahan baku maka di Desa Sukawening pengembangan batik yang nanti nya akan menjadi ciri khas Jawa Barat terutama Kota Bogor ialah dengan menggunakan bahan alami dari ekstrak buah.Â
Untuk pengembangan dan uji coba ekstrak, menurut Kang adha, sudah di laukan kerja sama dengan kawan-kawan dari IPB terutama Forum PascaSarjana IPB yang melakukan deda Binaan selama satu tahun kedepan. Â Kerja sama ini dapat di harapakan menghasilkan solusi agar kelak rencana pembuatan batik dari desa Sukawening dapat tercapai.Â
Di dalam rumah sederhana inilah saya dan tiga teman lain nya mulai di kenalkan dengan proses pembuatan batik. Awalnya kang Adha dan istri mengeluarkan lain yang ternyata kain tersebut merupakan kain hasil ekstrak dari buah. Â Kain itu berwarnai - warni, baik coklat, putih, kuning dan berbagai corak dasar yang semuanya dari ekstrak buah. Hari itu kain yang saya pakai berwarna coklat muda yang ternyata hasil dari ekstrak buah nangka. Sambil di beri satu persatu dan di beri arahan untuk menuangkan imajinasi apapun ke atas kain tersebut. kang adha mulai memanskan tinta yang di pakai untuk membatik.
Ternyata proses membatik tidak segampang yang di bayangkan, perlu kesabaran ekstra tinggi. Dari sini saya lagi-lagi belajar. Bahwa membatik adalah proses menjiwai kesabaran, proses belajar telaten dan proses yang secara harfiah ialah menikmati kehidupan. Belajar dari setiap tetesan, tinta yang menggores pola perlahan demi perlahan tanpa buru-buru adalah sebuah hasrat yang seringkali tidak bisa di kontrol.
Sambil menghayati dan mengaitkan berbagai makna, pekerjaan belajar membatik ini kami lakukan hampir 3 jam lama nya. Saking fokusnya kami, kain-kain yang tadi nya kosong menjadi penuh. kegiatan hari ini belum berakhir, ternyata masih ada kejutan lain nya. yakni memanah.
Kamipun di ajak ke arena memanah yang sudah khusus di sediakan. terdapat tiga tempat untuk memanah, dan menurut penuturan kang Adha akan ada turnamen memanah di desa tersebut kedepan nya. formantnya setiap desa dapat mengikuti lomba dan menyertakan ijin-ijin kepemilikan busur panah dan arah panah.Â