Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menertawakan Diri Sendiri

5 November 2017   00:09 Diperbarui: 5 November 2017   00:34 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : uang Indonesia. Com

Sore ini dengan secangkir kopi di temani derasnya hujan yang nengguyur Jakarta. saya mulai bermain-main pada poros imajinasi. dengan sedikit mengingat kata salah satu dosen yang berkata "Indonesia ini masuk ke sistem gado-gado".

Lah kok gado-gado pak? Karena setiap kebijakan, permasalahan politik, agama, budaya dan ekonomi sudah di aduk-aduk menyerupai gado-gado. Dan kita sebagai rakyat di suruh memilah satu persatu bahan yang sudah di campur adukan tersebut.

Pecah tawa bersamaan dengan lamunan yang masih mengawang-awang pada kata dosen tersebut. setidaknya saya memilih menertawakan diri sendiri ketimbang memilih menertawakan keburukan pemerintah dan politisi, Bisa bisa di tangkap saya.

Setelah reda sebentar, ingatan saya kembali kepada perkataan salah satu teman di selah-selah diskusi, "bang, duduk manis dan nikmati saja. Era ini lagi bersih-bersih.era di mana yang melawan akan di habisi dan yang lemah di obok-obok"

Tanya ku lanjut, kok bisa? Karena sekarang merupakan era baru, didalamnya ada hiden agenda global yang sudah d sepakati.

Setelah menimbang-nimbang, saya mencoba menarik benang merah dari dua perkataan ini. Bagi saya, tidak ada akibat tanpa sebab. Segala bentuk problem yang meng -akibat-kan bersumber dari sebab-sebab. 

Seperti ,tidak dan ya, Hidup dan mati, lapar dan kenyang. Selau berpasang-pasangan. Namun, artikel ini tidak membahas filsafat. Sebab saya bukan ahli filsafat.

pemaknaan kata sistem negara gado-gado dan new era tidak semerta-merta terjadi begitu saja. Ada sebab-sebab yang membawa sebuah negara menuju ke era tersebut. 

Setelah runtuhnya, blok - blok yang di dominasi oleh Amerika Serikat dengan kapitalisnya dan Uni Soviet dengan komunisnya maka praktis perkembangan dunia menjadi berubah. 

Dunia di hadapkan pada kondisi perubahan yang kuat baik ekonomi, sosial dan politik serta ikuti oleh perkembangan teknologi

Era itu di namakan era globalisasi yang membawa serta agenda penguatan pasar bebas. Era globalisasi terkandung di dalamnya 4 agenda seperti yang di gambarkan dalam buku "Hancurnya Negara-Bangsa, Kenichi Omara". Yakni, industri, Investasi, individu dan informasi.

Semakin kuatnya pergerakan globalisasi dan kemajuan teknlogi maka otomatis seluruh negara harus ikut terlibat dalam perubahan-perubahan tersebut. Negara yang menutup diri hanya akan menjadi negara yang gagal dalam kacamata dunia.

Sekarang pergerakan globalisasi menjelma lebih kompleks dengan penyebaran informasi yang intens. Maka dunia bisnis ataupun dunia industri di tuntut agar lebih cekatan membaca zaman.

Perjalanan bisnis yang begitu kompleks terlihat manakalah perubahan bisnis begitu cepat. Bentuk transaksi-transaksi yang awalnya secara manual (tunai)di gantikan dengan transaksi non tunai

Hal ini juga kita rasakan, misalnya perubahan transaksi non tunai toll menjadi non tunai. Transaksi E Commerce, bisnis online dan dll.

Pergerakan ini juga di tandai dengan keterbukaan pasar domestik ke pasar bebas (liberal) pada semua bentuk kerja sama: investasi, budaya, informasi dan industrialisasi.

Indonesia dan Asia adalah pasar -pasar potensial dalam perdagangan bebas ini. Selain dari kategori negara berkembang, penduduk nya juga memiliki pola konsumtif yang tinggi.

Banyak negara tentu tidak tinggal diam dalam melihat potensi pasar ini, maka aliran dana melalui investasi sangat gencar di lakukan. Aliran dana investasi sebagai bagian dari surplus ekonomi negara-negara berekonomi mapan akan di tanamkan pada negara-negata berkembang. Harapanya ekonomi negara berkembang akan terdorong pertumbuhannya.

Selain itu, agenda-agenda global menunut pemerintah sebuah negara agar lebih cekatan mengeluarkan sebuah kebijakan. Yang harus pasti harus mengikuti pola pergerakn dunia. Artinya kebijakan-kebijakan ini tidak bisa merugikan negara -negara lain. Walaupun kebijakan tersebut justru merugikan domestik.

Inilah sistem gado-gado. Sistem yang entah menggunakan sistem kerakyatan, kapitalis ataupun liberal. Alih-alih mandiri dalam ekonomi, malah justru memperumit situasi. Kebijakan-kebijakan yang tumpah tindih pun terus di keluarkan.

Misalnya, ketika negara menggenjot pertumbuhan produksi komoditas Pajale (padi, jagung, kedelai). lewat berbagai program Upsus, tetapi di satu sisi kita selalu melakukan impor karena harus menghormati perjanjian bilateral dengan negara lain. Karena sekali saja negara melakukan pembatasan impor atau proteksi pada produk-produk negara lain maka negara akan di laporkan ke dewan tertinggi tempat mereka bernaung.

Sederet kondisi gado-gado menurut hemat saya adalah buah dari hiden agenda yang di bawah bersama perkembangan globlisasi.

Ini pulah yang mengakibatkan negara tidak bisa menetapkan sistem yang seharusnya baik bagi negaranya. Karena jalan satu-satunya untuk mengarahkan negara ke new era adalah dengan memaksakan diterimanya peraturan-peraturan global.

Hiden agenda di isi oleh orang-orang yang memiliki kapital lebih untuk memuluskan rencana menguasai sumber daya di negara tersebut. Bahkan kekuatan pemerintah tidak bisa melawan mereka.

Sehingga negara hanya akan menjadi simbolistik keberadaan negara. Sedangkan perannya akan semakin surut.

hal ini bisa deteksi dengan melihat masif nya benturan-benturan sosial dan ekonomi serta kondisi keterkinian Indonesia.

adanya benturan-benturan politik, sosial dan ekonomi membawa cara pandang masyarakat ke arah pertikaian. Penyebaran berita hoax dan benturan ras dan agama kian gencar di lakukakan.

masyarakat di alihkan pandangannya pada berita yang membuat gerah dan asik saling menyalahkan satu dengan lain. Hal ini tergambar jelas saat ini. Dimana bannya isu -isu yang berkembang semakin mendominasi perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan nilai-nilai keadaban dan tutur budaya.

sedangkan keberpihakan politik pada ranah sosial tidak lagi mementingkan kondisi mayoritas. Banyak keputusan politik minoritas (pemilik rente) menjadi keputusan utama dan mengabaikan fakta-fakta mayoritas seperti penolakan dan kritik.

semuanya di lakukan untuk memuluskan rencana-renca yang di sepakati. Situasi seperti ini seperti tergambar dalam film "the god Father".

Dimana, seorang gangster hebat di Italia itu dapat mempengaruhi keputusan politik karena bekerja sama dengan unsur yang memiliki kekuatan.

Beraviliasi nya para pemburu rente dengan kekuasaan bahkan mempengaruhi kekuasaan akan semakin memperkeruh sistem ekonomi, politik dan sosial menjadi sistem yang campur aduk (gado-gado).

Kondisi ini menurut hemat saya adalah kesengajaan. Sehingga apabila ada kelompok-kelompok yang menganggu kondisi tersebut atas dasar sadar dan membuat gerah para pemburu rente. Bahkan memutus mata rantai kepentingan. Maka solusi satu-satunya adalah dengan mematikan gerakan-gerakan yang di bangun.

Mematikan gerakan-gerakan tersebut bisa di lakukan dengan mematikan gerakan politik dan politisasi. Baik individu maupun kelompok dan menutup keran yang berpotensi menggagalkan hiden agenda tersebut.

Maka, saya dapat berkesimpulan dengan kondisi masih tertawa saking tidak percayanya bahwa ini adalah jalan menuju era baru. Era dimana sumber daya alam dapat di kuasai oleh segelintir orang melalui pintu globalisasi dan mengaduk-aduk sebuah negara dengan berbagai kebijakan yang tidak pro rakyat. Serta era perilaku politisasi pada kepentingan rente agar memuluskan jalan penguasaan sumber daya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun