Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menertawakan Diri Sendiri

5 November 2017   00:09 Diperbarui: 5 November 2017   00:34 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : uang Indonesia. Com

Semakin kuatnya pergerakan globalisasi dan kemajuan teknlogi maka otomatis seluruh negara harus ikut terlibat dalam perubahan-perubahan tersebut. Negara yang menutup diri hanya akan menjadi negara yang gagal dalam kacamata dunia.

Sekarang pergerakan globalisasi menjelma lebih kompleks dengan penyebaran informasi yang intens. Maka dunia bisnis ataupun dunia industri di tuntut agar lebih cekatan membaca zaman.

Perjalanan bisnis yang begitu kompleks terlihat manakalah perubahan bisnis begitu cepat. Bentuk transaksi-transaksi yang awalnya secara manual (tunai)di gantikan dengan transaksi non tunai

Hal ini juga kita rasakan, misalnya perubahan transaksi non tunai toll menjadi non tunai. Transaksi E Commerce, bisnis online dan dll.

Pergerakan ini juga di tandai dengan keterbukaan pasar domestik ke pasar bebas (liberal) pada semua bentuk kerja sama: investasi, budaya, informasi dan industrialisasi.

Indonesia dan Asia adalah pasar -pasar potensial dalam perdagangan bebas ini. Selain dari kategori negara berkembang, penduduk nya juga memiliki pola konsumtif yang tinggi.

Banyak negara tentu tidak tinggal diam dalam melihat potensi pasar ini, maka aliran dana melalui investasi sangat gencar di lakukan. Aliran dana investasi sebagai bagian dari surplus ekonomi negara-negara berekonomi mapan akan di tanamkan pada negara-negata berkembang. Harapanya ekonomi negara berkembang akan terdorong pertumbuhannya.

Selain itu, agenda-agenda global menunut pemerintah sebuah negara agar lebih cekatan mengeluarkan sebuah kebijakan. Yang harus pasti harus mengikuti pola pergerakn dunia. Artinya kebijakan-kebijakan ini tidak bisa merugikan negara -negara lain. Walaupun kebijakan tersebut justru merugikan domestik.

Inilah sistem gado-gado. Sistem yang entah menggunakan sistem kerakyatan, kapitalis ataupun liberal. Alih-alih mandiri dalam ekonomi, malah justru memperumit situasi. Kebijakan-kebijakan yang tumpah tindih pun terus di keluarkan.

Misalnya, ketika negara menggenjot pertumbuhan produksi komoditas Pajale (padi, jagung, kedelai). lewat berbagai program Upsus, tetapi di satu sisi kita selalu melakukan impor karena harus menghormati perjanjian bilateral dengan negara lain. Karena sekali saja negara melakukan pembatasan impor atau proteksi pada produk-produk negara lain maka negara akan di laporkan ke dewan tertinggi tempat mereka bernaung.

Sederet kondisi gado-gado menurut hemat saya adalah buah dari hiden agenda yang di bawah bersama perkembangan globlisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun