Mohon tunggu...
Ojan Mata
Ojan Mata Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Silahkan berbeda pendapat tapi jangan berdusta. | Jika tak keberatan, mari kita saling berbagi. Saya ada di facebook: Pauzan Fitrah, atau di twitter: @PauzanFitrah. Sambil ngopi tentunya...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menggiling Benih

4 November 2016   06:37 Diperbarui: 4 November 2016   08:18 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Memang Kuharap Kau datang lebih pagi, Teman

Aku rindu memanggil petang bersamamu

Bersama mentari yang bersinar tipis di bibir awan

Bersama aroma tungku, merebus ubi kayu

 

Aku sudah mendengar, Teman

Tahun lalu Kau berbaris, melukis, dan menulis, menyusun tangga nada orasi

Berharap terwakili suara orang sepertiku, kaum yang terjebak di pinggir

Amarah lintas usia meletup, menebus asap pembangunan yang buta

 

Aku minta maaf, Teman, tak sempat antarkan kopi untukmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun