Mohon tunggu...
Nanda AP
Nanda AP Mohon Tunggu... Administrasi - Pembaca Musiman

Ars Longa, Vita Brevis~

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kopi, Kenangan dan Kehilangan

9 Oktober 2022   13:16 Diperbarui: 9 Oktober 2022   16:34 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihat…

Tepat setelah lampu-lampu kota dimatikan…

Kau menyala sebagai satu-satunya kenangan yang paling terang

Disini,

Kedai kopi yang pernah kita singgahi

Aku pernah berimaji

Melukis asa

Menggores warna

Pada sebuah harapan panjang yang terhalang dinding kecemasan

Aku menuliskan kenangan di kanvas yang berlubang

Robek,

Tak bisa disatukan

Tepat setelah kaki-kaki dilangkahkan

Kau menyapa sebagai orang yang paling kurindukan

Disini,

Di bahu yang pernah kau sandari

Aku masih meratapi sepi

Menemui kenangan dan menjumpai kehilangan

Pada hamparan badai kekosongan

Aku menyairkan senyumu di senja yang tenggelam

Dan larut dalam pekatnya ampas kopi

Tunggu…

Berhentilah sejenak

Karena tepat setelah tempat ini di tinggalkan

Taman ini menyesak sebagai satu-satunya tempat yang paling berkenang

Suatu kisah yang mulai di jalankan

Beribu janji yang pernah dilantunkan

Dan manisnya kisah sebelum kehilangan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun