Mohon tunggu...
Ohib Jr
Ohib Jr Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masih belajar di perguruan tinggi Insitut Agama Islam Syarifuddin

Suka diskusi dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Tugas bagi Pemimpin Maupun Calon Pemimpin dalam Sebuah Organisasi

15 Desember 2022   21:35 Diperbarui: 15 Desember 2022   21:47 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis : SHOHIBUDDIN 

Dalam sebuah proses pengkaderan didalam organisasi khususnya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), kita tidaklah boleh lepas dari yang namanya karakter dari seorang kader itu sendiri, dimana dalam karakter itu terbagi menjadi empat karakter yang biasanya ada dalam diri manusia itu sendiri.

Karakter yang pertama adalah Sanguinis, dalam artian biasanya sanguinis itu memiliki sifat cerewet,optimis,humoris,aktif,dan lain-lain. Jadi kita selaku penggerak atau lebih kerenya promotor harus bisa memilah dan memilih sifat-sifat kader dalam karakter yang pertama tersebut, agar kita bisa lebih gampang untuk menjalani proses pengkaderan.

Melihat karakter yang ke dua itu adalah Milankois, dimana terkdang cenderung merasa malu, tidak mudah percaya, tertutup, menyendiri dan lain-lain. Sedangkan karakter yang ke tiga ada Prakmatis, yang mana prakmatis itu lebih condong seorang yang mempunyai gaya santai, tenang, tratur, serta memiliki tujuan yang tepat. Dan karakter yang terahir ialah Korelis, sifatnya itu lebih ke keras kepala, egois, mudah marah dan lain-lain.

Dari sinilah kita selaku promotor atau penggerak harus teliti dalam mencari seorang kader. Jadi, tidak hanya melihat dari satu sudut pandang saja namun kita harus melihat dari sudut pandang yang lain, sehingga nantinya kita akan mengetahui lebih condong manakah karakter kader tersebut.

Baca juga: Sumpahmu

Apakah lebih condong yang pertama, ataukah yang lainnya. Karena itu menjadi tanggung jawab yang besar bagi seorang pemimpin dalam melakukan proses pengkaderan tersebut.

Adapun tugas bagi seorang promotor atau penggerak harus lebih sering berkumpul supaya nantinya bisa membangun keakraban terhadap kadernya. Agar nantinya bisa mengetahui kader yang aktif maupun yang tidak aktif.

Adapun yang menjadi persoalan sekarang ini adalah, kenapa mulai dari dulu hingga sekarang proses pengkaderan hanya melingkar di isu yang sama dan tidak bisa dipecahkan? Karena tidak adanya kesadaran dalam diri seorang promotor atau pengerak sehingga kita melupakan akan tujuan sebenarnya dalam organisasi khususnya organisasi PMII.

Maka dari itu kita harusnya lebih memiliki kesadaran didalam diri kita, supaya kita bisa memahami akan tujuan organisasi tersebut.

Jika kita melihat kembali tujuan oraganisasi PMII itu adalah "terbentuknya pribadi muslim Indinesia yang bertaqwa terhadap Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya, serta komitmen dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia". Dan dari situlah kita bukan hanya sekedar menghafal tujuan tersebut, melainkan bagaimana sekiranya kita bisa memahami dan bisa menerapkan dalam kesehari-harian kita, khususnya proses pengkaderan terhadap kader.

Jika suatu perubahan hanya di nyiyirkan begitu saja dan tidak ada kemauan bergerak untuk mewujudkan perubahan, maka sulit bagi kita untuk menjalankan proses tersebut tanpa ada kemauan dalam diri seorang pemimpin. Jadi kita selaku penggerak atau promotor butuh yang namanya setrategi atau siasat yang jelas, agar kita bisa membongkar apa saja yang menjadi penghalang dalam menjalankan proses pengkaderan tersebut.

Seorang promotor harusnya jangan langsung menstakma jika kader tersebut memiliki sifat pemalu, canggung, dan lain-lain. Tanpa melalui proses pendekatan secara fisik terhadap kader itu sendiri.

Maka dari itu langkah yang seharusnya di ambil bagi seorang promotor, harus lebih sering berkomunikasi dengan kader, guna membagun keakraban sehingga bisa mengetahui karakter-karakter para kader tersebut. Setelah kita mengetahuinya barulah kita bisa memetakan antara kader yang aktif maupun kader yang tidak aktif supaya kita bisa memiliki data yang jelas dalam melakukan strategi atau siasat untuk mewujudkan tujuan kita yang sebenarnya.

Melihat dari segi proses pendekatan yang harus di lakukan oleh seorang promotor terhadap kader adalah:

1. pendekatan secara emosional, dalam artian kita harus lebih berbaur lagi terhadap kader tersebut.

2. 2. Pendekatan secara intelektual, dalam artian kesukaan dari seorang kader.

3. Karena tidak menutup kemungkinan kader tersebut ada yang memiliki sifat Apatis ada juga yang bersifat Oportunis, yang mana hanya mementingkan dirinya sendiri dan tidak peduli terhadap temannya yang lain.

4. Adapun hal yang harus difahami bagi seorang pemimpin adalah, harus memilki kepekaan terhadap kadernya dan juga menuruti apa kemauan dari seorang kader. Dengan demikian maka kita bisa mengajak mereka kepada tujuan utama kita yakni tujuan dari organisasi tersebut, setelah kita membangun pendekatan baik secara Emosional maupun secara Intelektual terhadap kadernya tersebut.

5. Maka dari itu, jika kita sudah memiliki rasa kepekaan dan rasa tanggung jawab yang besar dalam mewujudkan tujuan organisasi tersebut, akan lebih mudah bagi kita untuk melakukan proses pengkaderan terhadap kader itu sendiri.

6. Mungkin hanya ini yang bisa saya jabarkan terhadap kalian para calon pemimpin maupun pemimpin, semuga degan kita mengetahui ciri-ciri proses pengkaderan diatas, kedepannya langkah kita maupun pergerakan kita akan lebih jelas dan bisa mewujudkan perubahan khusunya dalam sebuah organisasi tersebut.

"Bergeraklah kearah yang lebih baik, hidup itu BERPERAN bukan BAPERAN"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun