"Apa ibu memiliki mata kanan?""Iya" jawabnya
"Apa ibu memiliki mata kiri?"
"Iya" jawabnya
"Apa ibu memiliki telinga Kanan?"
"Iya" jawabnya
"Apa ibu memiliki telinga Kiri?"
"Iya" jawabnya
..... pertanyaan demi pertanyaan di ajukan Fida pada Ani
hingga pertanyaan yang ke 99 "Apa ibu masih percaya dan mengakui kalau Allah adalah Tuhan ibu?"
"Iya" jawabnya dengan wajah sedikit kesal mungkin karena capek menjawab pertanyaan Fida, Anggun yang duduk di samping Fida, di balik jilbabnya tangannya seolah-olah menghitung jumlah pertanyaan sahabatnya dan sekilas dia tersenyum..
"Maksud mbak ini apa seh bertanya seperti itu..." kata Ani sudah gak bisa sabar
mungkin karena dia merasa apa yang di tanyakan Fida bukanlah jawaban dari masalahnya
Fida tersenyum, bu tenang.. saya mohon duduk kembali, nanti saya jelaskan" jawab Fida merendah
"Bu, penyakit kanker yang ibu alami hanya 1 ujian di balik minimal 99 Allah berikan pada ibu, dan ibu telah jujur mengakuinya dan kami bertiga telah menjadi saksi jawaban yang ibu berikan..
coba ibu pikirkan lagi betapa banyak orang yang tidak di berikan karunia yang telah Allah amanahkan pada ibu..
banyak orang yang buta, banyak orang yang tuli, tidak mempunyai tempat tinggal, tidak mempunyai uang untuk membeli sesuap nasi,..
penyakit kanker itu bukan akhir dari sebuah kehidupan, karena kematian itu adalah rahasia Allah, Dia Yang Mematikan , Dia juga bisa Membangkitkan.. insyaAllah jika Allah menghendaki adalah hal yang mudah untuk menyembuhkan penyakit ibu
Ibu di jauhi oleh teman-teman ibu, karena mereka bosan tiap kali bertemu ibu selalu mengeluh, saya yakin mereka sayang dengan ibu dan 100% support kesembuhan ibu..
ibu tidak bahagia karena ibu lebih mendahulukan keluhan daripada nikmat yang Allah berikan..
saran saya sebelum ibu menyeluh ibu min harus menemukan 99 alasan yang bisa mematahkan karunia Allah pada ibu...
"BU Ani, di dunia ini orang tidak bisa menikmati kebahagiaan yang susah payah mereka raih bukan karena mereka tidak mendapatkannya tapi karena mereka kurang bersyukur"
Ani tertunduk Malu.. kata-kata yang keluar dari mulut Fida seolah membuat dirinya tak berdaya..
"Ibu.. yakinlah bahwa ibu bisa terus hidup dan bisa lebih bermanfaat bagi kehidupan... kualitas hidup tak di lihat berapa lama dia hidup, namun berapa berkualitasnya waktu hidup tsb bisa memberikan manfaat bagi kehidupan yang lain.."
"baik saya, anggun dan semua makhluk hidup di dunia ini, semua adalah calon mayat, dan kami tak tahu kapan kami mati, tugas kami hanya mempersiapkan kematian tersebut..
"jangan sampai vonis dari dokter membuat ibu tidak bahagia, nikmatilah hidup ini bu walau hanya 1 detik"
Tiba-tiba Fida mengeluarkan beberapa lembar foto dari dalam tas ranselnya..
dalam foto tersebut tampak seorang wanita yang sedang memulung sampah.. background fotonya adalah salah satu mall di surabaya.. foto selanjutnya terlihat wanita tsb tidur di emperan toko mainan, hanya beralasakan kardus bekas, foto ketiga tampak wanita tsb sedang sholat di depan emperan toko dan yang terakhir wanita tsb sedang khuyuk berdo'a, terlihat raut wajah bahagia di setiap gambarnya..
Ani mengambil foto yang di serahkan Fida tsb...
air matanya menetes.. mulutnya mengucapkan isthighfar sebanyak-banyaknya...
mungkin Fida gak bicara sedikitpun tentang foto tsb.. namun foto tsb seolah berbicara dengan sendirinya kepada Ani.. tentang sebuah kebahagiaan
"Mbak Fida di mana mbak mengambil gambar foto ini...
"BU... WAnita ini seringkali ku jumpai di perempatan depan ITC surabaya dari arah undaan belok kanan menuju jalan Stasiun semut..beliau tinggal di emperan toko mainan di tikungan tsb...
"Terima kasih mbak..."
"sama-sama bu...
Orang yang bersyukur ibarat tanah yang subur, walau dengan setetes air akan tumbuh berbagai kehidupan di atasnya.. sedang orang kufur ibarat tanah yang tandus, walaupun Allah menguyurnya dengan hujan deras semalaman, kehidupan enggan untuk hidup di atasnya...
(Amatullah Mufidah )
Semoga Bermanfaat
Amatullah Mufidah
** Nb : Kisah tentang ibu pemulung tsb memang benar adanya, karena tiap pulang kerja sering melihat beliau dari balik kaca Angkot.. semoga Allah menjaga ibu tsb dalam kebaikan dan limpahan kasih sayang-Nya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H