Mohon tunggu...
Ohahauni Buulolo
Ohahauni Buulolo Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pelayanan Sosial

Takut akan TUHAN adalah Permulaan Pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Paulus sebagai Enterpreneurship yang Berhasil

25 Maret 2024   00:02 Diperbarui: 25 Maret 2024   00:04 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

       Di Korintus, Paulus melakukan pekerjaan lain di samping memberitakan Injil; dia seorang tukang kemah, serta mencari nafkah dengan cara ini sepanjang perjalanannya atau ketika tinggal di suatu tempat (Kis 20:34; 1Tes 2:9; 2Tes 3:8). Dari teladan Paulus jelaslah bahwa hamba-hamba Tuhan yang harus bekerja untuk menghidupi diri dan keluarga tidak melakukan hal yang salah. Alkitab dan para rasul telah memberi contoh lebih dahulu tentang hal merangkap pekerjaan.

       Di 1 Kor. 4:12, ia berkata tentang "melakukan pekerjaan tangan yang berat". Ia bekerja begitu supaya jangan menjadi beban siapapun juga (1 Tes. 2:9). Hal itu diuraikan dengan lebih jelas dalam "pembelaannya" terhadap lawan-lawannya di Korintus (1 Kor 9:3). Dalam 1 Kor 9:6 ia berkata bahwa sebetulnya ia (dan Barnabas) sama seperti rasul-rasul lainnya "mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan". Namun, pekerjaannya sebagai tukang tenda ia manfaatkan untuk pemberitaan Injil. Sesuai dengan adat kebiasaan zaman itu, khususnya dalam lingkup Yunani, tempat kerja terbuka dan dipakai untuk diskusi atau setidak-tidaknya untuk berbicara dan bertukar pikiran.

       Menurut F.F. Bruce profesi yang lebih tepat untuk Paulus adalah seorang tukang kulit. Meskipun F.F. Bruce tidak menjelaskan alasannya mengapa ia berpendapat demikian. Namun menurutnya, adalah suatu kewajaran apabila seorang rabi melakukan pekerjaan tangan supaya ia jangan mengambil keuntungan dari pengajaran agama yang ia berikan.[5] Hal ini diperkuat dengan adanya suatu kebiasaan di kalangan para rabi Yahudi untuk tidak menerima bayaran atas kegiatan mengajar mereka, karena itu Paulus dididik sebagai rabi, telah belajar cara untuk membuat kemah. Rasul Paulus tidak langsung memberitakan Injil di Korintus tetapi bergabung dahulu dengan Akwila dan Priskila mempraktikkan pekerjaan tersebut sepanjang minggu itu.

 Unsur Lingkungan 

    Sitz Im Leben

  • Secara Sosial: Perkembangan Ke-kristenan mengkhawatirkan para pemuka agama Romawi terhadap kepercayaan mereka maka tidak mengherankan apabila para pemuka agama Romawi melakukan pengejaran dan penganiayaan terhadap orang Kristen, orang Kristen hidup dalam penindasan dan miskinan. Oleh karena itu, pada abad-abad awalperkembangannya tidak mengherankan apabila para pemuka agama Romawimelakukan pengejaran dan penganiayaan terhadap orang Kristen.[6] Keadaan itudimanfaatkan oleh Kaisar Nero (th. 64 M) dengan melahirkan macam-macam desas-desus untuk mengkambinghitamkan orang-orang Kristen.
  • Pada tahun 64 M terjadikebakaran hebat melanda Roma selama enam hari tujuh malam. Apinya melahaphampir tiga perempat kota Roma. Masyarakat menyalahkan Kaisar Nero atasperistiwa tersebut. Masyarakat menganggap bahwa Kaisar dengan sengajamenyulut api untuk kesenangannya sendiri. Supaya apa yang dituduhkan tidakmenjatuhkannya, Kaisar Nero malah menyalahkan orang-orang Kristen. Orang-orang Kristenpun disiksa dan dieksekusi karena tuduhan tersebut. Peristiwa inimembuat komunitas Kristen menjadi tertekan dan merasakan kurang aman.Orang-orang Kristen di Roma ini juga dikenal dengan jemaat yang mengalamipenganiayaan, penindasan dari pihak pemerintah. Mereka dipandang sebagai suatualiran agama Yahudi sehingga sering kali mereka mengalami kesulitan-kesulitandari pihak pemerintah. 
  • Secara Ekonomi: Perekonomian rakyat Romawi berpusat di kota. Tanah-tanah yang berada dipedalaman di luar kota Roma itu merupakan milik pemerintah kota dan dikelolaoleh tuan tanah yang memegang salah satu jabatan dari pemerintah Roma. Ekonomi rakyat Romawi sangat maju tetapi di lain pihak semakin banyak orang yang melarat, miskin, dan menjadi budak. Jemaat Kristen tidak berdaya dibidang ekonomi karena monopoli pasar dari pemerintah Romawi saat itu. Kemudian di daerah Romawi, orang-orang yangmeminjamkan uang baik secara formal maupun formal dilindungi dengan baik. Dalam hukum Yunani, Romawi dan Timur, para kreditur dapat memperbudak secara permanen atau penahanan sementara debitur yang tidak dapat membayarhutangnya. Disinilah orang Kristen terjerembab hingga menjadi budak, hal ini secara lingkungan dan keadaaan Paulus tahu benar bagaiman keadaan jemaat saat itu, sehingga Paulus harus menggunakan talenta yang diberikan oleh Allah kepada-Nya.

Implementasi Entrepreneur Paulus

       Bisnis yang dijalankan oleh Paulus menjadi jembatan bagi pemberitaan Injil. Dalam dunia bisnis seseorang yang mengalami interaksi satu sama lain dalam system perdagangan. Dalam interaksi ini Paulus maupun orang berjumpa dengan dia, bisnisnya ini menjadi modal bagi dia dalam untuk memberitakan injil. Profesi yang ditekuni akan membuat tugas pewartaan Injil lebih masuk ke dalam masyarakat, sehingga menghilangkan antipati, skeptis, dan ketidaknyamanan.

       Selain dari pada itu juga, entrepreneurship juga bagian dari proyek Allah dalam menyampaikan kabar baik kepada mereka yang mengenal Yesus Kristus. Model entrepreneurship seperti ini telah dipraktekkan oleh beberapa missionaris misalnya seperti William Carey "Bapa Pekabaran Injil Modern "ini dapat digolongkan sebagai seorang entrepreneur. Ia memakai metode penginjilan dengan berprofesi sebagai seorang tukang sepatu. Hasilnya Carey dapat meletakkan dasar pekabaran Injil di India. Entrepreneurship juga dapat meningkatkan perekonomian jemaat yang sedang terpuruk sehingga melalui entrepreneur ini, jemaat mendapat lapangan pekerjaan.

 Kesimpulan

       Paulus yang menjadi tokoh Entrepreneurship sukses di dalam alkitab, hal ini disebabkan oleh karena beberapa factor antara lain:

  • Faktor Pendidikan dan soft-skill.
  • Pendidikan adalah salah satu yang sangat penting dalam membukan bisni-bisni kecil, tanpa Pendidikan seseorang tidak memiliki kognitif dan psikomotorik dalam mengelola manajeman. Melalui Pendidikan seseorang akan memiliki soft-skill dalam mengembangkan hidupnya, hal inilah yang dilakukan oleh Paulus. Melalui Pendidikan dan pengalaman yang dimiliki oleh rasul Paulus, dia mempergunakan hal itu dalam pelayanannya dalam memberitakan injil tanpa ada halangan secara ekonomis.
  • Faktor Sosial-ekonomis.

      Terjadinya entrepreneur bagi pelayanan Paulus, hal itu disebabkan oleh factor sosial-ekonomi, Dimana jemaat Paulus saat itu mengalami kemiskinan karena monopoli politik kaisar Romawi saat itu, sehingga Paulus mengambil langkah untuk membukan bisnis kecil-kecil dengan cara menajdi seorang "tukang tenda"

  • Faktor Pelayanan
  • Melalui pelayanan dan situasi dalam pelayanan Paulus, dia menggunakan kemampuanya untuk menghidupi dirinya dan pelayanannya. Tanpa pelayanan Paulus tidak akan menjadi seorang tukang tenda. Hal ini sebagai masukan bagi hamba Tuhan agar dalam pelayanan dan situasi yang kurang mendukung, hendaklah menggunakan talenta yang diberikan oleh Allah ke kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun