Mohon tunggu...
Ohahauni Buulolo
Ohahauni Buulolo Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pelayanan Sosial

Takut akan TUHAN adalah Permulaan Pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Paulus sebagai Enterpreneurship yang Berhasil

25 Maret 2024   00:02 Diperbarui: 25 Maret 2024   00:04 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

       Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Entrepreneur itu berasal dari bahasa Inggris yang disebut kewirausahaan. Kewerausahaan artinya orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk baru, Menyusun operasi untuk pengadakan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya.[4] Dengan demikian, maka dapat di katakana bahwa wirausahawan atau entrepreneur adalah orang yang melakukan kegiatan kreativitas untuk menciptakan perubahan dengan memanfaat-peluang dan sumber-sumber yang ada untuk menghasilkan nilai tambah bagi diri sendiri dan orang lain.

       Paulus adalah seorang entrepreneur. Penjelasan mengenai hal ini terdapat dalam Kisah Para Rasul 18:3, di mana dikatakan bahwa ia adalah seorang "tukang kemah". Dalam konteks Kisah Para-Rasul 18:3 mengatakan bahwa Paulus meninggalkan Atena untuk pergi ke Korintus, di mana dia menantikan kedatangan Silas dan Timotius dari Makedonia. Korintus adalah ibu kota propinsi Akhaya, kota cosmopolitan sekaligus pusat perdagangan yang ramai. Di kota ini, Paulus bertem dengan Akwila dan Priskila, isterinya, dan singgah ke rumah mereka. Pasangan suami-istri ini meninggalkan Roma karena Kaisar Klaudius (AD 41--54) mengusir semua orang Yahudi dari sana (bdk. Kis 18:2). Paulus bertemu mereka dalam perjalanan misinya yang kedua sekitar tahun 50, setelah menghadiri Konsili Yerusalem yang mungkin diadakan tahun 49 (Tantiono, 2009). Tampaknya hubungan mereka cukup akrab. Paulus biasa menginap di rumah mereka.

Unsur-unsur Paulus melakukan Entrepreneur

Unsur Pribadi 

       Paulus adalah seorang yang memiliki tempramental kolerik dan berpendidikan tinggi sehingga menolong Paulus mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif dan Kreatif dalam pelayanan. Hal itu terlihat dari Entrepreneur Paulus dalam Pembuatan Tenda. (Kis. 18:3). Paulus, Akwila dan Priskila melakukan pekerjaan yang sama. Frasa "Pekerjaan yang sama" ini juga menegaskan bahwa rasul Paulus benar-benar menggeluti dunia kerja atau entrepreneur.

       Dari profesi Paulus ini, Paulus membuat sebuah terobosan dalam menciptakan lapangan kerja. Sebagai tukang tenda, Paulus menjadikan dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan dalam mengembangkan pelayanannya melalui kemampuannya. Temperamental Paulus sebagai kolerik dan statusnya sebagai orang yang berpendidikan tinggi, hal sebagai sebagai modal dalam penginjilan Paulus. Artinya untuk menjadi seorang entrepreneur harus disertai dengan mental yang kuat, sebab seorang pembisnis ada resiko yang akan diterimanya. Selain dari pada itu juga, seorang entrepreneur dituntut untuk memiliki Pendidikan dalam mengelola sebuah usaha yang telah dikembangkannya. Seseorang yang telah mengecap Pendidikan, akan memiliki kognitif dan psikomotorik yang baik dalam mengelola sistem dalam dunia bisnis, sehingga bisnis yang di geluti dapat mengasilkan untung yang dapat membantu pelayanan penginjilan dan pelayanan holistic.

Unsur Keluarga

       Paulus yang adalah seorang konversi religious sudah jelas mengalami sebuah masalah dalam keluarga inti dan komunitas. Paulus tidak hanya pindah agama, melaikan dia juga menjadi seorang pemberitaan Injil yang radikal di kalangan kekristenan, untuk itu tidak heran setiap Paulus memberitakan Injil di kalangan orang Yahudi, dia menerima resistensi bahkan sampai antipasti terhadap Paulus, mulai dari keluarga, suku, dan para pemimpin-pemimpin Yahudi. Ketika memberitakan Injil di rumah ibadat orang Yahudi (Sinagoge), Paulus mengalami penolakan dari orang-orang Yahudi. Mereka memusuhi dan menghujat dirinya. Penolakan tersebut tidak membuat Paulus putus asa untuk memberitakan Injil, ia tetap berusaha untuk memberitakan berita keselamatan itu. Tidak dapat dianggap remeh, Krispus yang adalah kepala rumah ibadat justru percaya dan memberi diri dibaptis oleh Paulus. Tindakan khusus ini yang diterima oleh Paulus, Paulus membangun dirinya sebagai seorang yang mampu mandiri sendiri dalam memenuhi hidupnya dan pelayanannya.

       Paulus yang adalah seorang Yahudi dari suku Benyiamin tumbuh sebagai dan hidup di kampung halamannya di Tarsus yang merupakan sebuah desa. Dan daerah ini didiami oleh para petani dan peternak. Sebagai penduduk desa tentu ia bergaul dengan orang-orang yang ada di desa-Nya, yang bekerja sebagai petani, pedagang, penggembala ternak, dan sebagainya. Keluarganya adalah keluarga miskin dan sederhana, hal ini kita ketahui dari persembahan orang Israel di Bait Allah, yaitu sepasang burung tekukur dan dua ekor burung merpati (Luk. 2:24; Im. 12:8).

Unsur Lingkungan.

      Kehidupan jemaat di lingkungan dimana Paulus melayani mengalami masalah ekonomi. Paulus yang adalah seorang penginjil dan berlatar belakang seorang yang berpendidikan tinggi serta memiliki talenta dalam membuat kemah, Paulus membuka bisnis-bisnis kecil dalam mendukung pelayanannya. Selain dari pada itu, seperti yang di katakan dalam suratnya (Kis. 20:24; 1 Tes. 2:9; 2 Tes. 3:8) Paulus tidak ingin menjadikan hidupnya sebagai beban bagi jemaat. Dari usahanya, Paulus menjadi orang yang sukses. Kesuksesn Paulus dalam bisnisnya terlihat pada pribadinya yang tidak bergantung kepada pemberian jemaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun