Mohon tunggu...
Ogi Sanirrio
Ogi Sanirrio Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Teknologi Sains Bandung

Football and Volleyball

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran BPDPKS dalam Mencapai Target Net Zero Emission dan Kontribusinya pada Penerimaan Negara

24 Oktober 2024   18:47 Diperbarui: 24 Oktober 2024   19:13 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Abstrak

Indonesia sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia berperan penting dalam perekonomian nasional, tetapi juga dihadapkan pada tantangan lingkungan akibat perubahan iklim. Dalam upaya mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memainkan peran strategis melalui pengembangan energi terbarukan, penerapan praktik berkelanjutan, serta dukungan terhadap petani kecil.

 BPDPKS mendukung program biodiesel yang berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan penerimaan negara. Meskipun menghadapi tantangan seperti deforestasi dan fluktuasi harga, BPDPKS memiliki peluang untuk mengembangkan produk turunan sawit yang berkelanjutan dan memanfaatkan perkembangan teknologi. 

Kontribusi BPDPKS terlihat dari peningkatan penerimaan negara, dengan sektor kelapa sawit memberikan kontribusi signifikan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2023.

Pendahuluan

Indonesia, sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar dunia, memiliki peran krusial dalam perekonomian nasional. Sektor ini tidak hanya menjadi sumber devisa negara yang signifikan, tetapi juga menyerap banyak tenaga kerja. 

Namun, di tengah tantangan perubahan iklim global, industri kelapa sawit juga menjadi sorotan karena dampaknya terhadap lingkungan. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060, sebuah langkah ambisius untuk mengatasi perubahan iklim. 

Untuk mencapai target ini, diperlukan upaya kolektif dari berbagai sektor, termasuk sektor kelapa sawit. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit memiliki peran sentral dalam mendorong pengembangan sektor ini secara berkelanjutan dan berkontribusi pada pencapaian target nol emisi.

Peran BPDPKS dalam Mencapai Target Net Zero Emission

Net Zero Emission adalah kondisi di mana jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer seimbang dengan jumlah yang diserap kembali. Target ini merupakan komitmen global yang diupayakan oleh berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk memperlambat laju perubahan iklim.


Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memiliki peran penting dalam mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia, khususnya yang berbasis kelapa sawit. Melalui pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit, BPDPKS mendukung sejumlah program strategis, seperti Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), penelitian dan pengembangan, serta pemberian insentif untuk penggunaan biodiesel.

Contoh Keberhasilan Program BPDPKS

1. Program Biodiesel

Program mandatori biodiesel B30 yang diluncurkan oleh BPDPKS telah berhasil mengurangi emisi CO2 dari sektor transportasi hingga 32,6 juta ton pada tahun 2023. Program ini tidak hanya mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor bahan bakar fosil, tetapi juga menciptakan pasar baru untuk produk biodiesel domestik.

2. Peremajaan Sawit Rakyat (PSR)

Dalam program PSR, BPDPKS memberikan insentif kepada petani untuk mengganti tanaman sawit tua dengan bibit unggul. Sebagai contoh, di Provinsi Riau, program ini berhasil meningkatkan produktivitas petani hingga 30% dan mengurangi emisi karbon karena tidak memerlukan pembukaan lahan baru. 

Kontribusi BPDPKS pada Penerimaan Negara

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan negara. Data terbaru menunjukkan bahwa BPDPKS berhasil menghimpun dana ekspor sawit sebesar 88 triliun rupiah. 

Selain itu, sektor kelapa sawit juga menyumbang pajak sebesar 50,2 triliun rupiah. Kontribusi BPDPKS juga terlihat dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai 32,4 triliun rupiah. Terakhir, program biodiesel yang digagas BPDPKS turut memberikan kontribusi sebesar 14,38 triliun rupiah (hingga Agustus 2024). 

Selain berperan dalam mendukung keberlanjutan lingkungan, BPDPKS juga memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan negara. Beberapa kontribusi utama meliputi:

  1. Penerimaan dari Dana Ekspor Sawit

BPDPKS mengelola dana yang diperoleh dari pungutan ekspor minyak kelapa sawit dan turunannya. Dana ini kemudian digunakan untuk mendanai program-program strategis, termasuk subsidi biodiesel, penelitian, serta program peningkatan kualitas petani kecil. Selain itu, sebagian dana ini juga disalurkan kembali ke negara dalam bentuk pajak dan kontribusi lainnya.

  1. Mendorong Nilai Tambah Produk Kelapa Sawit

Melalui berbagai program hilirisasi, seperti pengembangan produk turunan kelapa sawit (contohnya produk oleokimia dan bioplastik), BPDPKS membantu meningkatkan nilai tambah dari komoditas sawit. Peningkatan nilai tambah ini berkontribusi langsung terhadap peningkatan devisa negara, mengingat produk turunan kelapa sawit memiliki harga yang lebih tinggi di pasar internasional dibandingkan minyak mentah.

  1. Peningkatan Kesejahteraan Petani

BPDPKS juga memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan petani kecil, yang jumlahnya sangat besar di Indonesia. Dengan meningkatkan kualitas perkebunan mereka melalui sertifikasi dan pelatihan, BPDPKS mendukung peningkatan produktivitas dan pendapatan petani. Peningkatan kesejahteraan petani ini pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan daya beli dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Kontribusi BPDPKS pada Transisi Energi

Transisi menuju energi terbarukan dipandang sebagai langkah penting dalam mencapai target Net Zero Emissions. BPDPKS telah berkontribusi signifikan dalam hal ini melalui program biodiesel. Program biodiesel yang berasal dari kelapa sawit bertujuan menyerap produk dalam negeri dan menciptakan pasar baru. Dengan demikian, biodiesel dapat membantu mengurangi dependensi pada minyak tambang dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam lokal. 

Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman, menjelaskan bahwa biodiesel telah berhasil mendukung transisi energi dan target Net Zero Emissions. Bahkan, realisasi penyaluran biodiesel pada tahun 2023 telah mencapai 8,49 juta kiloliternya, dengan proyeksi pembayaran biodiesel pada tahun 2025 sebesar Rp35,25 triliun.

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Penggunaan biodiesel sebagai alternatif bahan bakar telah menunjukkan dampak positif yang signifikan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Menurut data dari Kementerian ESDM, pada tahun 2023, program biodiesel berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 32,6 juta ton CO2. Ini menunjukkan efektivitas program biodiesel dalam mencapai target reduksi emisi global.


Sejak diluncurkan pada tahun 2015, program biodiesel yang dikelola oleh BPDPKS telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca. Total insentif yang diberikan untuk program ini mencapai Rp144,7 triliun, dengan puncaknya pada tahun 2021 sebesar Rp51 triliun. 

Program ini tidak hanya mendukung transisi energi, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian target net zero emission (NZE). Eddy Abdurrachman, Direktur Utama BPDPKS, menekankan bahwa biodiesel memiliki peran penting dalam perekonomian dan transisi energi, serta mendukung upaya mencapai target NZE.

Inovasi Terbaru BPDPKS

BPDPKS terus berinovasi untuk meningkatkan kontribusinya dalam mencapai target Net Zero Emission. Beberapa inovasi terbaru yang dilakukan antara lain:

  • Pengembangan Varietas Sawit Tahan Iklim

BPDPKS telah mendukung penelitian untuk mengembangkan varietas kelapa sawit yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan hama, yang diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan dan keberlanjutan.

  • Bioproduk Berbasis Kelapa Sawit

Inovasi dalam pengembangan produk turunan kelapa sawit yang berkelanjutan, seperti bioplastik dan bioavtur, sedang diupayakan untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai tambah.

  • Teknologi Pemrosesan Terbaru

Investasi dalam teknologi pemrosesan terbaru untuk meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi limbah menjadi fokus utama BPDPKS, yang juga dapat membantu dalam mengurangi jejak karbon industri kelapa sawit.

Tantangan dan Peluang

Meskipun BPDPKS telah mencatatkan berbagai capaian dalam mendukung pengembangan sektor kelapa sawit dan pencapaian target Net Zero Emission, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi:

  1. Dampak Deforestasi

Salah satu tantangan terbesar adalah isu deforestasi yang sering kali dikaitkan dengan ekspansi perkebunan kelapa sawit. Meskipun BPDPKS berkomitmen untuk praktik berkelanjutan, kritik dan tekanan dari berbagai organisasi lingkungan tetap ada. Oleh karena itu, penting bagi BPDPKS untuk terus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam operasionalnya.

  1. Fluktuasi Harga

Harga minyak sawit yang fluktuatif dapat mempengaruhi pendapatan petani dan program-program yang dikelola oleh BPDPKS. Ketidakpastian pasar ini bisa menjadi hambatan bagi upaya peningkatan kualitas dan produktivitas petani kecil.

  1. Persaingan Pasar Global

Pasar kelapa sawit global semakin kompetitif, terutama dengan adanya tekanan dari negara-negara lain untuk memproduksi minyak nabati yang lebih berkelanjutan. BPDPKS perlu terus berinovasi dan memperkuat posisinya di pasar internasional.

Peluang

Di balik tantangan tersebut, BPDPKS juga memiliki banyak peluang untuk terus berkembang:

  1. Pengembangan Energi Terbarukan

Dengan meningkatnya kebutuhan akan energi terbarukan, BPDPKS dapat memanfaatkan potensi kelapa sawit sebagai sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Investasi dalam penelitian dan pengembangan biodiesel dan bioenergi lainnya akan menjadi kunci.

  1. Diversifikasi Produk

Mengembangkan produk turunan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan, seperti bioplastik dan produk pangan alternatif, memberikan peluang bagi BPDPKS untuk meningkatkan nilai tambah serta memperluas pasar.

  1. Kolaborasi dengan Lembaga Internasional

BPDPKS dapat menjalin kerja sama dengan organisasi internasional dan lembaga penelitian untuk berbagi pengetahuan dan teknologi terkait praktik pertanian berkelanjutan serta pengurangan emisi.

Kesimpulan 

BPDPKS berperan penting dalam mendukung keberlanjutan industri kelapa sawit Indonesia, yang tidak hanya memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional tetapi juga berupaya mengatasi tantangan perubahan iklim. 

Dengan terus berfokus pada inovasi, transparansi, dan praktik berkelanjutan, BPDPKS memiliki potensi untuk menjadi model pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik, sekaligus mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060. Keberhasilan dalam program-program yang sudah ada, seperti biodiesel dan peremajaan sawit rakyat, menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, sektor kelapa sawit dapat bertransformasi menjadi industri yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Kemenkeu. (n.d.). Melalui dukungan riset, BPDPKS perkuat daya saing global industri kelapa sawit Indonesia. Diakses dari https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/melalui-dukungan-riset-bpdpks-perkuat-daya-saing-global-industri-kelapa-sawit-indonesia
  2. CNBC Indonesia. (2023, 26 Juni). Bos BPDPKS ungkap kontribusi sawit pada transisi energi. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20230626163602-4-449399/bos-bpdpks-ungkap-kontribusi-sawit-pada-transisi-energi
  3. BPDPKS. (n.d.). Kontribusi pajak dari biodiesel sawit capai Rp 131,5 triliun lewat PPN. Diakses dari https://www.bpdp.or.id/kontribusi-pajak-dari-biodiesel-sawit-capai-rp-1315-triliun-lewat-ppn
  4. Sawit Kita. (n.d.). Dibutuhkan lebih banyak sawit untuk capai net zero emissions. Diakses dari https://sawitkita.id/dibutuhkan-lebih-banyak-sawit-untuk-capai-net-zero-emissions/
  5. Palm Oil Indonesia. (n.d.). Kebijakan NDC dan NZE. Diakses dari https://palmoilina.asia/jurnal-kelapa-sawit/kebijakan-ndc-dan-nze/
  6. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. (n.d.). Komitmen net zero carbon tahun 2060 Indonesia seimbangkan target emisi dan target pembangunan ekonomi. Diakses dari https://maritim.go.id/detail/komitmen-net-zero-carbon-tahun-2060-indonesia-seimbangkan-target-emisi-dan-target-pembangunan-ekonomi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun