Mohon tunggu...
jojoaooaoa
jojoaooaoa Mohon Tunggu... Lainnya - karyaw

sScsacc

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lebih Baik Mati Dari pada Harus Pulang ke Indonesia

18 Maret 2015   19:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:27 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Birokrasi ? yah disana sini birokrasi dan celah korupsi selalu dimanfaatkan, saya rasa orang orang model AHOK (mudah mudahan feeling saya mengatakan kalau dia hidup untuk rakyat tidak salah), tapi bisa dihitung berapa orang seperti AHOK dan banyak sekali ahok ahok lainnya yang gagal ditengah jalan, kecapaian

Korupsi, komen apa yang harus saya bilang untuk para koruptor, rasanya sah sah saja bila bumi Indonesia diluluhlantahkan oleh tuhan dihancurkan dan ditimpa bencana maha dahsyat ..saya ngga heran bila itu terjadi dikita, tuhan juga pegal melihat kemunafikan bangsa indoensia, manipulasi dan sama sekali tidak ada kata TEGA, demi perutnya sendiri, dengan cara korupsi. Saya takut sekali bila musibah dahsyat menimpa indonesia, karena rupanya kita masih terlalu terlena, harus di tegur, saya mungkin menulisnya juga takut, tapi saya rasa melihat kenyataannya begini, bangsa beragama kelakuan binatang seperti ini, wajar juga bila bencana itu datang.

Bila ada orang yang memanggil saya boss , kadang saya berfikir ini biasanya diucapkan para penjilat yang ingin dekat dengan boss, yang dipanggil boss merasa terlena kesenengan dihormati dan tidak sadar , seperti dilfilm mafia lainnya, penjilat akan tetap penjilat, dia akan menggantungkan diri kepada bossnya, atau berakhir dengan sebuah penghianatan, mafia politik dan mafia narkoba contohnya

Di Indonesia, kejelasan hukum masih abu abu, hidup , tua dan mati memang sendiri sendiri ,Namun kalau kita tua, kita harus berkecukupan dalam hal materi sebab kita tidak laku lagi bekerja,kita hanya mengandalkan aset yang kita punya atau mengandalkan anak saja ( kalau anak kita kaya dan berkecukupan tentu berkah dan bahagia) tapi bila tidak, akan ada keruwetan baru..Ibarat kata bila kita sudah tidak produktif lagi, kita harus aktif di mesjid atau gereja, bila sudah tua hanya berfikir semoga kita sehat dan kita tidak tahu kapan kita mati.

Sebenarnya siapapun termasuk saya mungkin orang yang prihatin, mau dibawa kemana kita bangsa indonesia dan kapan kita akan dapat menubah ahlak kita, terlalu menujuk orang lain akan stress sendiri.Paling tidak mulai melakukan perubahan dari diri sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun