Mohon tunggu...
Sofwan Hidayat
Sofwan Hidayat Mohon Tunggu... -

Nulisnya dikit, Bengongnya Banyak.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hati-hati dengan Nalar Generalisasi

11 Mei 2016   15:41 Diperbarui: 12 Mei 2016   16:01 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gampang saja, tambahkan saja tanda tanya pada ahir sebuah kesimpulan pernyataan yang mengandung penilaian, atau bentuk saja kalimat tanya. Sehingga kesimpulan ahir ada ditangan penerima pernyataan, pembaca atau pendengar, ABG menginjak Patung pahlawan, tanda bobroknya mental anak bangsa? Ahay, Jadilah sesuatu yang debatable. YY korban ketidak becusan pemerintah dalam mengelola miras? Mungkin saja.

Jika menilai pada sebuah kelompok, menggeneralisasi sesuatu bisa melukai perasaan, ketika kita punya teman PNS kemudian pada saat yang sama di jejaring sosial mendapat kabar miring PNS selingkuh disebuah hotel pada jam kerja, thus kita berkomentar "dasar PNS, bisanya makan gaji buta doang". Duarrrr! Ketika komentar kita dibaca teman yang nota bene PNS baik-baik, sedang sensi pula, sukur-sukur tetangga kita tidak sensi, no problem, tapi apa jadinya dia kalo lagi PMS? Ya derita loe. Pada kasus ini untuk tidak melukai pakailah kata oknum, hindari kata-kata yang menggeneralisir.   

Cara ketiga. Lho kok ujug-ujug ketiga? cara pertama dan keduanya sudah saya sampaikan diatas, cuma saya tidak berselera memberikan nomor saja. hehe, Ya cara ketiga, Meminta maaf, kadang-kadang maaf jadi tidak berguna kalau sudah menyangkut harga diri. Bagi beberapa orang yang pemaaf dan gak baperan mungkin sangat mudah memberi maaf. Florence dan Saut juga meminta maaf, tapi kemudian proses hukum terus berjalan. Ya sudahlah. 

So, Masih berani bernalar generalisasi? Kenapa TIdak! Semoga bermanfaat.

(www.answers.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun