Mohon tunggu...
N.syofiy
N.syofiy Mohon Tunggu... Freelancer - ofi

a happy person.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Kamu Avoidant Attachment?

18 Juli 2024   18:23 Diperbarui: 18 Juli 2024   18:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain tidak percaya dan meremehkan hubungan dengan orang lain, mereka juga cenderung meremehkan diri sendiri dengan mengabaikan perasaan terutama saat sedang tertekan. Seringnya mereka mengalihkan perhatian dengan bekerja, menonton, makan, belanja atau hal-hal yang disukai yang dapat menjadi distraksi atas perasaannya.

Kabar baiknya, seseorang dengan avoidant attachment beresiko lebih rendah mengalami toxic relationship, karena mereka lebih mudah memutuskan mengakhiri sebuah relasi. Kabar buruknya, orang dengan avoidant attachment ketika berkonflik dengan pasangan akan memilih untuk menghindari resolusi bersama.

Berdasarkan studi Schumann & Orehek, seseorang dengan avoidant attachment yang tinggi cenderung lebih sulit mengungkapkan permintaan maaf. Mereka berfikir bahwa permintaan maaf merupakan salah satu bentuk 'melukai' harga diri yang selama ini dibangun. Padahal relasi yang baik adalah tentang menyadari sikap dan kesalahan diri yang berpotensi menyakiti orang lain.

Seperti itu juga caramu memandang hubungan romantis, dengan kebingungan dan ketakutan akan kebergantungan dan jatuh cinta terlalu dalam. Bukan hal mudah menjadi orang dengan avoidant attahcment. Ini adalah bagian diri yang perlu kamu terima ketika kamu mencoba untuk menghindari luka akan perpisahan.

*disclaimer ini bukan promosi atau affiliate. tapi bisa jadi buku yang direkomendasikan untuk dibaca

2024. dokpri
2024. dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun