Mohon tunggu...
Henry Winata
Henry Winata Mohon Tunggu... Pengacara - Hidup menikmati sastra

Bumi Angin Mamiri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bayangan Impian

7 Mei 2019   08:02 Diperbarui: 7 Mei 2019   08:04 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diatas puncak harapan,

Cintaku memandang.

Getah angin meraba

Cinta pun menyanyikan impian kebahagiaan

Lihat:

Adakah warna seindah sang kuntum?

Adakah wangi seharun sang kuntum?

Adakah wujud seelok sang kuntum?

Dibawah langit biru,

Dalam terang mentari,

Rupawan sang bunga menari.

Dalam jejaknya,

Gerah cinta melangkah:

Pada pancaran sinar kebahagiaan

Terbayang gelap rupa kemalangan.

Dipandangnya belantara,

Pada bangkai-bangkai rasa,

Yang tertikam dan sukma asanya tercabut.

Ada selaksa kisah yang diam membisu,

Keheningannya nyaring melantunkan duka.

Cinta tahu,

Namun jejaknya tetap bertanya dalam diam:

Apakah dongeng tulang-tulang kering diatas tanah,

Yang tertutup akar-akar basah dan rerumputan hijau?

Dibawah langit biru,

Bunga-bunga bermekaran dengan semerbak

Dan cinta memandang pada sang bunga.

-Makassar, 07 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun