Diatas puncak harapan,
Cintaku memandang.
Getah angin meraba
Cinta pun menyanyikan impian kebahagiaan
Lihat:
Adakah warna seindah sang kuntum?
Adakah wangi seharun sang kuntum?
Adakah wujud seelok sang kuntum?
Dibawah langit biru,
Dalam terang mentari,
Rupawan sang bunga menari.
Dalam jejaknya,
Gerah cinta melangkah:
Pada pancaran sinar kebahagiaan
Terbayang gelap rupa kemalangan.
Dipandangnya belantara,
Pada bangkai-bangkai rasa,
Yang tertikam dan sukma asanya tercabut.
Ada selaksa kisah yang diam membisu,
Keheningannya nyaring melantunkan duka.
Cinta tahu,
Namun jejaknya tetap bertanya dalam diam:
Apakah dongeng tulang-tulang kering diatas tanah,
Yang tertutup akar-akar basah dan rerumputan hijau?
Dibawah langit biru,
Bunga-bunga bermekaran dengan semerbak
Dan cinta memandang pada sang bunga.
-Makassar, 07 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H