Mohon tunggu...
Odi Shalahuddin
Odi Shalahuddin Mohon Tunggu... Konsultan - Pegiat hak-hak anak dan pengarsip seni-budaya

Bergiat dalam kegiatan sosial sejak 1984, dan sejak tahun 1994 fokus pada isu anak. Lima tahun terakhir, menempatkan diri sebagai pengepul untuk dokumentasi/arsip pemberitaan media tentang seni-budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyimak Sastra Bulan Purnama, Sanggarbambu dan Teater Alam di Yogyakarta

25 Desember 2018   10:39 Diperbarui: 25 Desember 2018   10:45 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun pertama berdiri, Teater Alam langsung dapat menembus Taman Ismail Marzuki yang dikenal sangat ketat membuka ruang bagi kelompok teater di luar tiga kelompok yang mendapatkan fasilitas dari mereka untuk tampil setiap tiga bulan sekali (Teater Kecil, Teater Populer dan Bengkel Teater Yogyakarta). Teater Alam dapat dikatakan sebagai satu-satunya kelompok teater dari Yogyakarta yang pada tahun 1970-an berhasil tembus ke TIM dan mendapatkan fasilitas setelah Bengkel Teater.

Teater pimpinan Azwar AN ini juga berhasil mendidik para teaterawan yang masing-masing memiliki gaya sendiri-sendiri, dan kemudian berhasil mengembangkan kelompok teater yang kuat di Yogyakarta. Sebut saja Noor WA dengan Teater Jeprik-nya (yang juga dikenal sebagai pelopor Teater Sampakan), Puntung CM Pudjadi dengan Teater Shima-nya, Wahyana Giri MC dengan Dewan Teater Yogyakarta-nya. Juga berperan dalam menumbuhkan minat para pemuda kampung untuk berteater dengan kegiatan Arisan Teater di penghujung tahun 1970-an yang kemudian dihidupkan lagi pada tahun 1980-an oleh Himpunan Teater Yogyakarta (HTY).

"Azwar AN, Manusia Teater", sebagai buku pertama disampaikan oleh Roso Daras berisi tentang perjalanan hidup Azwar AN, yang telah berkecimpung dalam teater sejak kecil. Pada buku ini dilengkapi oleh kesaksian-kesaksian dari anak-cucu Azwar AN, dan orang-orang terdekat yang pernah bergelut dalam berbagai aktivitas Teater Alam, termasuk juga kegiatan di luar teater.

"Teater Alam, Di Panggung Zaman," berisi tentang kiprah teater alam yang dikaitkan pula dengan perkembangan teater dunia dan teater indonesia. Secara ringkas, Prof. Dr. Yudiarni menjelaskan tentang isi buku ini.

Selanjutnya, buku ketiga "Potret Teater Alam, Warna-Warni Testimoni" disampaikan oleh Bambang JP.

Bedah buku yang dihadiri oleh para teaterawan utamanya yang pernah menjadi anggota, juga dihadiri oleh para pegiat teater lainnya. Tampak hadir diantaranya Tony Broer, yang pernah aktif di Teater Payung Hitam Bandung, yang kini dikenal mengembangkan "teater tubuh" dan baru saja menyelesaikan studinya di ISI. Godor dari Teater Dinasti, Hamdy Salad dari Teater Eska, R Toto Sugiharto, peneliti dan pengamat kesenian.

Dokpri
Dokpri
Yogyakarta, 25 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun