Mohon tunggu...
Alexander Hendy
Alexander Hendy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Art is not a mirror to hold up to society, but a hammer with which to shape it. - Leon Trotsky

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosialisme Chile 1 : Fasisme Indonesia 0

4 Februari 2014   23:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:09 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sukses sekali, bukan?! Keberhasilan mutlak dari demagogi fasis dan neo-kolonial serta ‘ekonomi pasar’!

‘Keberhasilan’ ini, tentu saja, dipelajari dan dianalisis di Washington, Canberra, London dan kota-kota lain. Model ini telah diterapkan di seluruh dunia, dalam bentuk dan variasi yang berbeda, namun dengan esensi yang sama: serang dan bunuh setiap makhluk yang berpikir, berikan terapi kejut dan cuci otak mereka… kemudian rampok orang-orang miskin dan kasih ganjaran/hadiah untuk beberapa penjahat…mulai dari Chile sampai Argentina, Rusianya Yeltsin sampai Rwanda, dan sekarang juga di Mesir.

Sistem ini berhasil hampir di mana-mana. ‘Jakarta sudah datang’, dan telah berhasil menyebarkan keburukannya, ketidaktahuannya, kebrutalannya dan cara‘berpikir’nya yang tanpa belas kasih di seluruh planet ini!

Tampaknya hal ini menjadi ‘perlakuan/pengobatan’ yang paling sempurna untuk menghilangkan perbedaan pendapat dan menghancurkan mimpi untuk memperoleh kebebasan diseluruh belahan dunia. Dan Amerika Serikat sibuk mengelolanya tidak hanya diseluruh belahan bumi bagian Barat, tetapi juga di Asia, Afrika, pokoknya dimana-mana. Pasukan-pasukan pembunuh dilatih di fasilitas militer Amerika Utara, untuk kemudian dikirim kembali untuk beroperasi di Honduras, Guatemala, El Salvador, Republik Dominika dan di banyak tempat malang lainnya.

Tentu saja para pasukan pembunuh ini tidak bisa dibandingkan dengan kesadisan para penjagal di Indonesia, tetapi mereka mencoba melakukan yang terbaik; kenyataannya, mereka bekerja cukup baik… Membuat otak imam pemberontak berceceran ketika dia sedang berkhotbah, memperkosa anak-anak perempuan remaja di depan orang tua mereka, memutilasi orang… memang ini versi lebih ringan dari apa yang terjadi di Jakarta, tetapi dibumbui dengan beberapa rasa ‘budaya’lokal.

Di Chile, salah satu demokrasi tertua di bumi ini, pengambilalihan kekuasaan oleh militer pada 1973/09/11, membawa inovasi-inovasi baru ke dalam rutinitas kesadisan yang ada: tahanan-tahanan wanita diperkosa oleh anjing, para tahanan dengan tangan terikat dilemparkan hidup-hidup ke laut dari helikopter, sementara ada juga yang dikirimkan kepada pengikut Nazi Jerman yang sudah tua yang menghuni sebuah tempat yang disebut ‘Colonia Dignidad’ di bagian selatan negara itu, dan mereka gunakan untuk percobaan/penelitian medis.

Kelihatannya, teror Barat yang berupa taktik kolonial yang disempurnakan dan diperhalus selama berabad-abad itu akhirnya akan menang secara global. Tampaknya hampir pasti bahwa tidak ada obat penawar yang manjur: Sebuah obat penawar sadisme dan ketakutan yang telah melumpuhkan sebagian besar rakyat di negara-negara klien.

Junta militer Chile memulai kekuasaannya dengan semangat yang sama seperti mitranya di Indonesia delapan tahun sebelumnya. Di Jakarta, para kader agama  Islam segera bergabung untuk melakukan pembunuhan dan penyiksaan, sementara di Santiago, yang bergabung adalah parakader konservatif Kristen, khususnya Opus Dei, yang benar-benar mendukung Jenderal Pinochet, pembunuh dan pemerkosa. Di kedua negara ini, ‘nilai-nilai keluarga yang konservatif ‘ dibangkitkan untuk memberikan pembenaran atas kekejaman paling mengerikan yang mereka lakukan.

Jalan-jalan di Santiago dan kota-kota Chile lainnya sunyi mencekam. Ketakutan ada dimana-mana. Anggota militer menendang pintu-pintu rumah dengan sepatu bot militernya dan banyak orang yang diseret ke ruang bawah tanah, disiksa, diperkosa, dan dibunuh.

Stadion Nasional penuh dengan laki-laki dan perempuan. Seperti yang terjadi di Jakarta, banyak orang-orang terkemuka dan berpendidikan disiksa dan dipukuli, bahkan dibunuh dengan entengnya.

Pada satu saat, para prajurit datang dan menangkap seorang penyair dan pencipta lagu yang merupakan salah satu penyanyi yang paling dicintai oleh rakyat di Amerika Latin, yaitu Victor Jara. Mereka mematahkan tangannya. Lalu mereka melemparkan sebuah gitar padanya dan berteriak: “Sekarang kamu boleh bernyanyi!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun