Masyarakat Nusa Tenggara Timur adalah masyarakat yang sudah hidup dalam kerukunan dan saling menghargai satu dengan lainnya dan itu sudah menjadi tradisi/budaya turun temurun yang telah diajarkan oleh orang tua kepada anak - anak sejak dini, namun dengan semakin berkembangnya teknologi dan dunia politik saat ini mengakibatkan apa yang telah diajarkan sangat mempengaruhi pada menurunnya rasa saling menghargai, menghormati itu.Â
Kalau kita melihat akhir - akhir ini hampir disemua wilayah terjadinya kekikisan nilai - nilai budaya yang dimiliki oleh setiap anak bangsa, karena hampir disetiap pemberitaan media selalu ada pemberitaan tentang bentrokan bahkan pembunuhan yang mengakibatkan kehilangan nyawa, harta benda dan lain sebagainya.
Beberapa kejadian masa lalu yang pernah terjadi di Nusa Tenggara Timur adanya bentrokan di kupang pada tahun 1998 mengakibatkan setidaknya 11 Mesjid, 1 Mushola dan beberapa rumah serta pertokoan milik warga.Â
Terus Kamis Berdarah Sumba Barat dan pada tahun 2013 kembali di sumba barat daya terjadi kerusuhan yang mengakibatkan kehilangan nyawa manusia dan masih banyak kejadian - kejadian atau kerusuhan yang terjadi diseantero Nusa Tenggara Timur.
Saat sekarang ini kita diperhadapkan dengan adanya suasana politik PILKADA serentak yang mulai memanas dengan adanya pertemuan - pertemuan dan dalam pertemuan - pertemuan itu adanya orasi - orasi yang menyinggungkan perasaan sesama, kelompok, etnis, ras dan agama yang mengakibatkan pada situasi yang semakin rumit namun seharusnya kita sesama Putra/i NTT harus saling mendukung dan saling melengkapi, dan bukan sebaliknya yang saling menjatuhkan.
Sebagai putra/i NTT yang dikenal dengan semboyan FLOBAMORA dan hidup damai, aman dan rukun sehingga NTT menjadi salah satu Propinsi yang menjadi tujuan studi oleh beberapa daerah untuk melihat dan merasakan secara langsung rasa damai, aman dan rukun itu sehingga dari hari ke hari semakin banyaknya wisatawan - wisatawan juga ikut berkunjung ke NTT dan itu semua akan berdampak pada perekonomian dan pendapatan daerah.
Karena itu kita sebagai Putra/i NTT mari kita kembali menghidupkan nilai - nilai dan tata karma kita sebagai orang timur yang cinta budaya leluhur kita, sebab leluhur kita telah mengajarkan untuk saling menghargai, menghormati dan saling menyayangi sebagai satu tali persaudaraan yang rukun, aman dan damai.
Kita sebagai Putra/i NTT yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan didaerah ini perlu membekali diri untuk menciptakan suasana aman, damai dan rukun dengan demikian kita akan menjadi orang - orang disegani bukan karena otot tapi karena budaya kita yang cinta damai.
Wahai para pegiat politik jangan mengajarkan kami putra/i NTT dengan hal - hal yang memprovokasi yang dapat memecah belahkan kami, karena kami ingin hidup damai ditanah FLOBAMORA.Â
Sudah cukup bagi kami kejadian - kejadian masa lalu dan sekarang kami merajutnya kembali kepada budaya dan tradisi kami yang punya rasa ingin saling menghargai, saling menghormati dan saling menolong sekalipun kami hidup dalam keberagaman, karena memang kami terlahir dari perbedaan oleh nenek moyang kami tapi kami tetap satu dalam rasa cinta akan sesama.
Kita sebagai Putra/i Flobamora yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras, mari kita bergandengan tangan dalam membangun Flobamora kearah yang lebih baik dengan cara kita karena kitalah sebagai penerus yang akan membangun Flobamora ini.Â