yang terurai huruf-hurufnya dan tak sanggup kau baca --
menjelma tanduk hipokrisi yang kau khianati
Tak ada yang percaya pada tuan tak berlengan itu,
yang igauannya hanya bercengkerama dengan burung-burung
dan bernaung di bawah pohon rindang saat
matahari memeluk bumi dengan cahaya merahnya.
Kau biarkan angin-angin sopan menjamahmu,
membiarkanmu larut dalam gelap yang tak bergeming.
Sibuk meracuni diri dengan nyata-nyata yang terbaring
di altar gedung para nyaring.
Di meja bundar tempat berkumpulnya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!