Mohon tunggu...
Sinensis Jyotio
Sinensis Jyotio Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Have You Got a Love Story"?

9 Januari 2019   01:19 Diperbarui: 9 Januari 2019   01:26 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rasa cinta itu unik, banyak cerita cinta telah kubaca, semuanya terasa spesial. Cinta yang datang karena penderitaan, cinta yang datang karena pengorbanan, cinta yang datang karena petualangan, cinta yang datang karena luka masa lalu, dan cinta pemuda pemudi sudah aku baca kisahnya. Aku suka cerita cinta, picisan atau tidak, cerita cinta itu selalu unik.

"Petra, baca apa sih kok senyum-senyum kayak orang gila" Bayu tiba-tiba mengejutkanku ketika sedang membaca novel baruku. Perkenalkan, aku Petra Widya Karina, hobiku membaca novel. Kali ini aku membaca sebuah novel romansa yang unik menurutku. Judulnya "Catatan Juang" karya Fiersa Besari. 

Aku suka sekali ceritanya, rasa cinta dalam romansa ini terasa hidup dan membawaku pada realita. Penghianatan, pengorbanan, dan bangkit sampai akhirnya menemukan cinta dan menggapai cita-cita. Suar digambarkan sebagai sosok perempuan yang terjepit antara masalah percintaan dan keluarganya. 

Aku suka sosoknya yang suka berjuang, tapi cepat redup dimanakala dia sempat tidak bisa mencapai cita-citanya sebagai sineas. Juang orang misterius, meninggalkan catatannya dan berhasil membawa Suar pada petualangan baru.

"Apaan sih, ganggu aja...pergi sana" aku tidak selalu suka waktu me time diganggu oleh orang lain. Ah jangan salah sangka Bayu adalah teman satu klub paduan suara yang kuikuti. Ritual wajib yang kulakukan sebelum latihan adalah membaca satu kisah romansa, itu cukup memberi energi untuk mengeluarkan suara merduku.

Terlihat teman-teman lainnya berdatangan, tanda bagiku untuk menutup novelku lalu latihan. Aneh bukan seseorang yang suka membaca sepertiku masuk paduan suara dan bukan klub sastra? Jujur saja, saat aku membaca cerita menarik rasanya ingin menarik keluar perasaan yang ada dihatiku. Menyanyi adalah hal yang tepat untuk itu. Perasaan yang aku rasakan tersalurkan dengan bernyanyi.

"Wah mulai merdu ini, tanda ritualnya sukses..." Riani tampak menggodaku. Dia tahu aku adalah orang yang bergantung pada mood, dan teman satu-satunya yang menghargai waktuku untuk menyendiri. Jujur, aku sendiri belum menemukan orang yang membuat hatiku berdebar. Entalah, mungkin aku yang terlalu berharap. Laki-laki yang mendekatiku cukup banyak. Namun, tak satu pun yang membuat hatiku bergetar, mungkin hanya orang itu saja yang berhasil membuatku tersipu. Ah sudahlah, itu hanya masa lalu.

 Aku melanjutkan membaca novel itu kembali, tulisannya terasa seperti sihir. Bukan hanya Suar yang ingin berusaha berubah, tapi aku juga ingin berubah dan merasakan petualangan baru. Aku membacanya semalaman, rasa letihku seolah-olah sirna oleh tulisan Juang. Tak terasa aku menghabiskan waktuku sampai pagi dan sialnya hari ini aku kuliah sesi 1.

Aku terus memikirkan setiap kata dalam novel tadi, apakah aku akan mempunyai kisahku sendiri? Ah aku rasa itu masih lama, Suar sudah lulus kuliah sedangkan aku masih semester 6, kurang dua semester lagi untuk lulus. Hari ini aku cukup memiliki energi dan tekad sehingga kuliah hari ini terasa sedikit lancar. Beruntung hari ini aku hanya punya kuliah sesi satu, sehingga setelah itu aku bisa tidur dengan nyenyak.

"Petra tunggu, ini catetan mau aku balikin" Reza tampak terengah-engah, sepertinya dia ingin mengembalikan catatan kuliahku yang dipinjamnya.

"Oke, trims udah nggak lupa lagi balikin catetanku" jawabku dengan nada yang sinis, karena seringkali lupa untuk mengembalikan catatanku. Okay hari ini tidak boleh ada yang mengganggu waktuku, kataku dalam batin. Hari ini aku sangat lelah, cerita membuatku ingin segera berpetualang, meskipun realitanya tidak semudah itu.

"Ting" tiba-tiba bunyi notifikasi muncul, aku segera melihat ternyata hanya follower baru di Instagram. Namun, tampak familiar dengan orang yang aku kenal. Awalnya aku mengacuhkannya, lagi pula di Instagramku tidak ada foto satu pun. Itu karena aku membenci memperlihatkan kehidupanku di dunia maya.

"Ini siapa?" aku mulai mengetik pesan di inboxnya. Aku tidak terlalu memikirkannya, toh nanti juga dibalas. Aku memulai aktifitasku dengan membuat laporan dan mengerjakan tugas kelompok. Sore hari ada pesan di masuk, aku tak menyangka orang ini sepertinya mempermainkanku. Lebih tepatnya perkenalan dengan teka-teki, ingin rasanya aku mengabaikan. Namun itu tidak akan membuatku puas.

Petra: "Ini siapa ya?"

Stranger: "Orang yang pernah kamu kenal"

Petra: "Serius?"

Stranger: "Aku ingin minta maaf"

Petra: "Ini, siapa ya aku nggak tau kamu"

Stranger: "Uchiage Hanabi itu cluenya"

Tampaknya aku tahu siapa namanya, namun perasaan apa ini? Aku tahu tapi ini rasanya tidak adil. Kenapa dia meminta maaf? Ah aku mulai ingat, saat itu tanggal 13 Februari merupakan hari ulang tahunku. Dia ingin memberikan hadiah untukku. Aku tahu niatnya baik, namun itu tidak membuatku senang, rasanya seperti ingin ikut campur dalam hidupkku. Yah aku juga salah mengabaikannya waktu itu.

Petra: "Jangan minta maaf, kalau mau kita bertemu"

Stranger: "Tidak, aku minta maaf karena dulu pakai akun palsu untuk tahu apa yang ada dipikiranmu, tapi aku sudah kirimkan hadiah itu semoga sampai dirumahmu"

Aku teringat ada tukang pos yang mengirimkan barang dari seseorang. Aku cukup terkejut dia tahu alamat rumahku. Aku memang pernah memberitahunya, tapi waktu itu ketika dia sedang kuliah kerja nyata. Kisahku dengannya cukup unik, namun menyebalkan untukku. Aku tak pernah merayakan ulang tahunku, entahlah aku tidak ingat. Mungkin pernah, tapi aku mempunyai trauma, yah dari kekasihku sebelumnya yang membuatku tak percaya pada hadiah dari laki-laki.

Stranger: "Btw aku akan kirim hadiah lagi kerumahmu"

Petra: "Jangan, please aku nggak suka"

Dia maunya apa sih? Geramku dalam batin.

Stranger: "Okay aku akan ketemu kamu, tapi di gerejamu saja"

Aku memutuskan apa pun yang dia lakukan tak akan menganggapnya, yah bodohnya aku sudah terlanjur memencet tombol follow diakunnya. Hal selanjutnya yang tidak aku sangka adalah perbuatan bodohnya. Dia benar-benar datang ke Gereja yang ada ditempatku, itu membuatku tak berniat untuk ke Gereja. Aku melihatnya di Instastory miliknya, itu membuatku jengkel.

"Please, jangan terlalu terobsesi denganku" aku mengetik dengan mengeluarkan seluruh emosiku.

"Yah aku akui aku masih suka kamu, tapi tolong tolak aku...harapan yang kamu berikan menyakitiku" Dia membalasnya.

Ah apa aku terlihat begitu?

Yah aku yang salah, dia memang gila, bahkan rela menungguku di Gereja hingga malam hanya untuk mengajakku makan dan menyatakan perasaannya. Tapi aku baru mengenalnya terlalu cepat, dia memang bukan orang yang tampan dan biasa saja, tapi entahlah kenapa waktu itu aku mengirimkan fotoku yang makan es krim? Apa aku takut dia membenciku?

 Aku bingung, kenapa rasa sukaku menjadi benci hanya karena aku marah dia memberiku kado ulang tahun. Sudahlah, mungkin diam adalah cara terbaik untuk memberitahunya bahwa aku bingung. Aku akan menutup hatiku untuknya, mungkin ini akan menjadi karma untukku, tapi biarlah untuk saat ini aku ingin sendiri, meskipun bukan menjadi kisah cinta yang indah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun