Mohon tunggu...
Sinensis Jyotio
Sinensis Jyotio Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bunga Sepatu Terakhir

30 Oktober 2018   21:25 Diperbarui: 30 Oktober 2018   22:31 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Janji?" tanya Anne dengan sinar mata yang kini cerah.

"Janji, apa sih yang nggak buat kamu" jawab Bisma dengan nada yang sedikit gombal. Mereka lalu membuat janji dengan mengkaitkan jari kelingking. Tentu saja dalam hatinya Bisma tidak tahu harus berbuat apa. Meskipun kini pacarnya tak lagi memiliki rambut dan tubuhnya kini semakin kurus, ia sudah berjanji untuk tidak meninggalkannya.

Bisma ingat saat dia pertama kali bertemu dengannya di kampus. Mereka sama-sama mengikuti klub debat bahasa Inggris di Universitas Bintara. Pertemuan mereka bukan kesan yang baik, berawal dari rival akhirnya jatuh cinta, itulah gambaran mengapa mereka bisa menjadi pasangan. Bisma jatuh cinta dengan sisi lembut Anne dan Anne jatuh cinta dengan sisi ketegasan Bisma. Awalnya mereka memang berawal dari rival, tetapi diluar UKM debat mereka saling berbagi.

Flash back itu membuat Bisma tersenyum, kini dia yakin untuk membuat sebuah kejutan sebelum dihari operasi Anne. Bisma berusaha mencari bunga kesukaan pacarnya itu, mengurus ijin dari rumah sakit, dan memikirkan kata-kata penyemangat didalamnya. Bisma tidak sendiri untuk menyiapkan itu, teman-teman kampus dan klub debat terdekatnya membantunya menyiapkan itu.

Bisma berharap besok pagi semoga tidak terjadi apa-apa dengan operasi pacarnya itu. Kini semuanya telah siap, dan betapa terkejutnya Anne ketika melihat kebawah halaman rumah sakit penuh dengan bunga kesukaannya. Anne menangis terharu, dia bersyukur pilihannya jatuh ke cowok yang tepat dan siap untuk menghadapi operasinya.

Sayangnya, kejutan Bisma tidak semanis harapannya. Setelah operasi, nyawa Anne sudah tidak tertolong. Ia teringat kata-kata Anne disaat terakhirnya "terima kasih, aku bersyukur bertemu denganmu, carilah kebahagianmu".

Kematian Anne menjadi pukulan paling telak dalam hidupnya. Bisma menangis sejadi-jadinya dalam kamarnya sambil memeluk foto pasangannya itu. Ketegaran yang selama ini yang dia bangun, runtuh seketika. Untuk sesaat senyumnya tak lagi terpasang diwajahnya. Bisma sadar hal itu tak akan membuat Anne hidup kembali.

Bisma kemudian menuju makam Anne, disana dia membawa satu pot bunga sepatu. "Ne ini bunga sepatu buat kamu, aku sudah janjikan akan bawain ini untukmu. Jujur saja aku masih enggak terima. Aku akan meneruskan hidupku untuk menghargai juga senyum terakhirmu juga. Doain aku ya Ne, biar lombaku kali ini menang." Bisma menatap makam itu dengan raut wajah yang sedih. Dia berdiri, lalu berjalan, sesekali menoleh kebelakang. Mencoba mengumpulkan ketegarannya dan melangkah kedepan. Memang bukan akhir yang baik baginya, namun menjadi awal untuk ketegaran hatinya mencapai mimpi tanpa orang yang disayanginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun