Mohon tunggu...
Sinensis Jyotio
Sinensis Jyotio Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bunga Sepatu Terakhir

30 Oktober 2018   21:25 Diperbarui: 30 Oktober 2018   22:31 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah sakit terlihat ramai dengan lalu lalang perawat yang mondar-mandir. Bisma datang membawa buah tangan untuk menengok pacarnya. Ia menghela nafas dalam-dalam kemudian memasang senyum yang dia bisa. Sudah tiga bulan, dia selalu mengunjungi ruang 103 tempat pacarnya dirawat. Anne namanya. Anne menderita kanker rahim stadium tiga.

Bisma lalu mengetuk pintu. "Eh Bisma, masuk sini, Anne sudah nungguin dari tadi..." tampak tante Tina mempersilahkan masuk. Tampak seorang gadis yang duduk terbaring ditempat tidurnya. Terlihat gadis itu menggunakan kupluk warna abu-abu dikepalanya dengan wajah yang pucat, menyambut kedatangan Bisma dengan senyum tulusnya.

"Hai, kamu makin cantik aja" Bisma berusaha bersikap seperti biasa dan tersenyum tulus.

"Haha kamu sedang coba jailin aku ya" sahut Anne dengan suaranya yang lemah.

Hari itu mereka berbagi cerita, tentang pertemanan, tentang kuliah, dan cita-cita mereka masing-masing. Bisma tampak sedih dengan kondisi pacarnya, namun ia sudah berkomitmen untuk menyemangati perjuangan pacarnya itu. Sebenarnya, Bisma ingin membawakan bunga sepatu kesukaan pacarnya itu, namun aturan rumah sakit yang mengharuskan steril, niat itu diurungkan.

"Bis..." tiba-tiba Anne berhenti ditengah percakapan mereka, terlukis keraguan dan juga kesedihan diwajahnya. Namun Anne melanjutkan.

"Bis...sepertinya aku nggak punya harapan lagi...kemoterapi ini nggak ada kemajuan...aku takut sebelum mimpiku kesampaian, aku udah pergi..." Anne tidak bisa menahan gundahnya lagi. Ia tidak ingin membuat Bisma sedih dan melupakkannya. Namun Ia tidak jadi mengatakannya, ketulusan Bisma yang selalu menemaninya membuatnya akhirnya menerimanya dan tetap melanjutkan perjuangannya.

Anne punya satu impian untuk membuka toko bunga dan menjadi perangkai bunga. Ada satu bunga yang amat dia sukai, yaitu bunga sepatu yang menghiasi halaman rumahnya yang kecil. Namun impian itu harus pupus setelah ia tahu mengidap kanker rahim.

Hal itu juga menjadi pukulan telak buat Bisma. Dia tidak ingin kehilangan salah satu orang yang dicintainya. Meskipun rambut panjang Anne yang indah itu kini sudah tiada. Namun itu tak mengurangi rasa cintanya. Dia terus berdoa dan mengharap kesembuhan Anne. Namun dia sadar, kemungkinan untuk kesembuhan Anne sangat kecil persentasenya. Hal yang bisa dilakukannya kini menghibur sembari menikmati waktu bersama pasangannya.

"Bis...besok lusa dokter menyarankan pengangkatan ovarium, karena tidak mungkin lagi...meskipun aku sembuh, ketika kamu menikah denganku. Kita tidak mungkin punya anak" dari raut wajah Anne, Bisma tau ada rasa gelisah dan ketakutan diwajahnya.

"Aku enggak peduli tentang itu, aku cuma ingin kamu sembuh. Janji deh next time, kalau berhasil sembuh, halaman rumah sakit kubawain bunga sepatu kesukaanmu yang banyak" nada Bisma dengan senyum untuk memberi harapan pada pacarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun