Debat yang semula dimaksudkan untuk meraih simpati, gegara cara pendukung yang konyol dalam melakukan pembelaan, bisa berubah menjadi antipati. Alih-alih pasca debat bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat, seperti halnya filosofi Habis Gelap Terbitlah Terang yang digagas Raden Adjeng Kartini, malah terjebak dalam debat kusir.
Bukannya masyarakat mendapatkan pencerahan pasca debat, malah mereka dibawa masuk dalam pusaran debat kusir yang tidak berkesudahan. Bukannya Habis Gelap Terbitlah Terang, ini malah menjadi Habis Debat Terbitlah Kusir. Akhirnya terhenti di sebatas debat kusir.
***
Tangerang, 24 Desember 2023
Penulis adalah Ketua Forum Diskusi dan Kajian Liberal Banten Society (Fordiska Libas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H