Mohon tunggu...
Stevanify
Stevanify Mohon Tunggu... Tour Guide

Seorang pemandu wisata, penulis, pecinta seni, dan pegiat Museum di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semangat Menggebu Pelestarian Edukasi Budaya di Museum History of Java

26 Juni 2023   09:57 Diperbarui: 26 Juni 2023   10:24 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Museum History of Java

Sejak tahun 2018, Museum History of Java telah berupaya memelihara dan mengembangkan hasil cipta rasa, karsa dan karya, berupa nilai-nilai, pengetahuan, norma, adat istiadat, benda seni dan tradisi luhur, yang mengakar dalam keistimewaan daerah Yogyakarta.

Keberadaan Museum History of Java di Yogyakarta bertujuan untuk strategi pemajuan budaya, mendukung pariwisata, dan proses pendidikan. Oleh karena itu, kunjungan Museum Jawa ini tidak hanya sebatas wisata, namun berada pada koridor edukasi kebudayaan.

 Secara pengertian, museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengkomunikasikan kepada masyarakat. Begitupun museum History of Java sebagai ruang kunjungan seni budaya bagi setiap orang, terutama anak-anak. Itulah mengapa seluruh fasilitas dan koleksi Museum History of Java terkait erat dengan nilai-nilai budaya, tradisi luhur, adat istiadat, bahasa, benda, seni, serta pengetahuan berteknologi informasi modern. 

Sampai kini Museum History of Java sudah memperoleh apresiasi publik yang sangat baik. Terbukti dari permintaan kunjungan setiap hari baik perorangan maupun rombongan grup sekolah.

Semangat "Gregah" Museum History of Java

Foto: Museum History of Java
Foto: Museum History of Java

Museum History of Java memiliki 4 semangat kebangkitan nasional agar para pengunjung dapat mengalami suatu pengalaman cinta budaya yang luar biasa!

1. Ngadeg museum

Semangat ini akan dipandu oleh para edukator museum yang bertugas melayani pengunjung sebaik mungkin. Kunjungan dimulai dari Ruang Teater untuk Menonton Film Purbakala Jawa atau Migrasi Austronesia.

Foto: Museum History of Java
Foto: Museum History of Java

2. Nggruduk museum

Museum History of Java mendapat kepercayaan untuk menerima kegiatan safari museum serta Wajib Kunjung Museum terutama untuk para pelajar di Yogyakarta maupun luar kota.

Penceritaan Dimulai dari alkisah kehidupan purbakala (Migrasi Austronesia) di Tanah Jawa. dilanjutkan jaman Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa (Mataram Kuno, Kediri, Majapahit, dll). Dekade Penyebaran Islam oleh Wali Songo - Terlahirnya Kerajaan Mataram Islam. Serta periode Kasultanan Surakarta - Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Foto: Museum History of Java
Foto: Museum History of Java

3. Nganggit museum

Museum ini memiliki keberagaman narasi koleksi yang didukung oleh teknologi film, Augmented Reality (AR), dan QR Movie. Cara download aplikasinya pun sangat mudah. 

Pengunjung hanya perlu membuka aplikasi yang sudah terdownload. Setelah itu arahkan ponsel pada barcode AR, ataupun pada barcode QR bertuliskan "Scan Me", dan kuti petunjuk yang selanjutnya. Seperti pada QR yang berikut ini dimana kamu bisa nonton video film sejarah tentang periode keruntuhan Majapahit. Sebagai kerajaan Hindu-Buddha terakhir di Pulau Jawa sebelum masuknya Islam terutama yang disyiarkan oleh Wali Songo.

Selain fasilitas teknologi terdapat pula Ruang 3D untuk Menonton Film Animasi Dinosaurus tentang kasih sayang Induk kepada anaknya.

Foto: Museum History of Java
Foto: Museum History of Java

4. Ngregep museum

Semangat meningkatkan interaksi diri dan kreatifitas di dalam museum pada ruang terakhir atau Ruang Diorama untuk berfoto ekspresif. Selain itu kerap diadakan berbagai event seni kreatif, seperti lomba dakon akbar, yang pernah diadakan Museum History of Java pada 2020 lalu

Foto: Museum History of Java
Foto: Museum History of Java

Yuk, Berkunjung ke Museum History of Java di Jalan Parangtritis KM 5,5, Sewon, Bantul!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun