Mohon tunggu...
Wati
Wati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ucapan Terakhir untuk Adikku

7 Mei 2019   10:43 Diperbarui: 7 Mei 2019   10:49 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayang, untuk tahun ini tepatnya bulan april tanggal 12 mendatang. Aku tak lagi mampu mengucapkan seperti biasanya. Aku sudah mengakhiri komunikasi dengannya, semua kulakukan bukan tanpa sebab. Aku mengambil keputusan ini, karena aku tak ingin lagi selalu mendapat cercaan bahwa aku adalah sumber masalah untuknya. Tidak ingin membuat masa mudanya berantakan karena kedekatanku dengannya. Dan memang ada beberapa masalah pribadi yang tak mungkin aku jelaskan pada setiap orang.

"Rini, minta maaf ya teh, kalo ada salah, Rini, mau kaya dulu teh, maafin Rini, kalau ada perkataan Rini yang gak sopan," pesan masuk dari Rini, yang sebenarnya dia memang anak baik.

"Teteh gak marah, mana bisa teteh marah sama Rini, Apa kurang cukup teteh sering bilang teteh sayang Rini," balasku, dalam hati aku menangis mendengar permintaan maafnya, sejujurnya aku sangat-sangat merindukannya.

"Ahhhh ..., Teteh. Rini ngerasa bersalah banget,"  

"Udah, gak usah di bahas yang harus Rini tahu, Teteh kangen banget,"

Kedekatan kita berdua sebenarnya sudah mendarah daging, ia adalah sosok adik yang selalu aku banggakan kemanapun kaki melangkah, ia juga salah satu bagian dari doa-doa di setiap sujudku.

Baru juga hubungan kita sudah agak membaik, ternyata benar kedekatanku membuat orang lain tidak senang. Ada sosok yang senang melihat kita berdua berjauhan, ada seseorang yang hanya ingin melihatku bersedih. 

Hingga akhirnya aku sendiri yang memutuskan sepihak tali persaudaraan ini, hanya 1 yang kuinginkan, yaitu melihatnya bahagia.

Kutuliskan pesan terakhir untuknya.

Teruntuk: Rini

"Teteh sayang Rini, tapi rasanya kita sudah tidak  bisa seperti dulu lagi, karena setiap apa yang bisa bikin teteh sedikit tersenyum. Banyak pihak yang tidak suka. Mungkin teteh terlalu egois. Tidak apa, itu urusan Teteh, hak mereka membenci, Teteh juga gak bisa mencegah. Neng, maafin Teteh udah bikin hidup Rini sedikit berubah. Cuma yang pengen Teteh sampein. Teteh sayang Rini.
Sekarang Teteh mau batasi semua pertemanan sama Rini di dunia maya. Bukan karena benci. Tapi  Teteh  tidak ingin kedekatan kita nimbulin masalah baru.
Maaf ya neng, Teteh gak bisa kaya dulu lagi. Belajar yang rajin. Sekolah baik-baik, Kalo nanti lulus sekolah, mau kerja/kuliah semoga dapat yang terbaik. Udah itu aja yang Teteh sampein. Teteh sayang Rini,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun