Pemungut Cukai yang Merendahkan Diri
Solusi untuk kesombongan rohani adalah kerendahan hati yang sejati. Pemungut cukai dalam perumpamaan Yesus adalah teladan luar biasa.Â
Ia tidak membanggakan dirinya sendiri, melainkan mengakui dosa-dosanya dan memohon belas kasihan Allah. Kerendahan hati dimulai dengan kesadaran bahwa tanpa Allah, kita tidak mampu berbuat apa-apa. Doa yang tulus dan pengakuan dosa adalah langkah awal untuk melawan kesombongan.
Selain itu, memahami sifat Allah yang kudus dan kasih karunia-Nya membantu kita melihat diri dengan benar. Ketika kita menyadari bahwa Allah mengasihi kita bukan karena kebaikan kita, melainkan karena anugerah-Nya, kita akan belajar bersikap rendah hati.Â
Keselamatan bukanlah hadiah untuk orang yang layak, tetapi untuk orang yang mengakui ketidaklayakannya dan bergantung pada kasih karunia Allah.
Pentingnya Ketulusan
Kesombongan rohani juga dapat dilawan dengan membangun hubungan yang mendalam dengan Allah dan sesama. Melayani orang lain dengan kasih yang tulus mengingatkan kita akan panggilan untuk meneladani Kristus, yang rendah hati dan penuh kasih.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus terus menguji hati kita. Apakah kita melayani untuk memuliakan Allah atau untuk mengangkat nama kita sendiri?Â
Apakah kita berdoa dengan rasa syukur atau dengan sikap membanggakan diri? Pertanyaan-pertanyaan ini membantu kita tetap rendah hati dan setia pada panggilan Allah untuk hidup dalam kasih dan kerendahan hati.
Mari kita ingat bahwa Allah meninggikan mereka yang merendahkan diri dan merendahkan mereka yang meninggikan diri (Lukas 18:14). Kesombongan rohani adalah penghalang besar untuk mengalami kasih karunia Allah, tetapi dengan kerendahan hati, kita dapat membuka hati untuk menerima anugerah-Nya yang melimpah.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI