Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Jamu Gendong, Khasiat Tradisional Yang Tak Diragukan

18 Januari 2025   07:27 Diperbarui: 18 Januari 2025   09:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Penjual jamu Gendong (RRI.CO.ID/Brava Radio)

Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Jawa masih percaya pada keampuhan ramuan alami yang telah teruji waktu. Jamu tidak hanya berfungsi sebagai minuman kesehatan, tetapi juga simbol tradisi yang kaya akan nilai budaya.

Namun, eksistensi jamu gendong seperti yang dijalankan Mbah Lutiyem menghadapi tantangan besar. 

Persaingan dengan minuman modern yang praktis dan pemasaran produk herbal dalam kemasan modern menjadi kendala yang tak bisa diabaikan. 

Di sisi lain, minimnya regenerasi penjual jamu tradisional mengancam kelangsungan tradisi ini.

Masyarakat juga perlu lebih sadar akan pentingnya menjaga tradisi. Membeli dan mengonsumsi jamu gendong tidak hanya membantu kesehatan, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian warisan budaya. 

Dengan begitu, nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi jamu dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang.

Jamu gendong juga memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai ikon pariwisata budaya. Bayangkan jika pengalaman membeli dan menikmati jamu gendong dipadukan dengan wisata tradisional di Salatiga. 

Hal ini tidak hanya memperkenalkan kekayaan budaya Jawa kepada wisatawan, tetapi juga memberikan peluang ekonomi tambahan bagi penjual seperti Mbah Lutiyem.

Semangat Mbah Lutiyem dalam menjajakan jamu gendong adalah cermin dari keteguhan hati dan kecintaan pada tradisi. 

Di tengah segala tantangan yang dihadapinya, ia tetap setia menggendong tenggoknya dan berjalan kaki berkeliling. 

Usaha kecilnya adalah bukti nyata bahwa tradisi dapat bertahan jika didukung dengan dedikasi dan cinta terhadap budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun