Jika tidak ada solusi, kantin sekolah mungkin tidak lagi beroperasi, dan pedagang asongan akan kehilangan mata pencaharian mereka. Hal ini dapat menciptakan ketimpangan sosial di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Sekolah mungkin dapat memberikan kebijakan fleksibel yang memungkinkan kantin menjual makanan tambahan yang tidak disediakan dalam program makan gratis, seperti camilan sehat atau minuman bergizi.Â
Dengan strategi ini, kantin tetap dapat menarik pelanggan, terutama siswa yang ingin variasi makanan.Â
Pemerintah atau sekolah dapat menyediakan panduan dan subsidi agar pedagang dapat mengubah dagangan mereka menjadi lebih sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak.Â
Dengan demikian, mereka tetap memiliki pelanggan, sekaligus mendukung kesehatan siswa.
Meskipun program makan bergizi gratis memiliki tujuan yang baik, dampaknya terhadap kantin sekolah dan pedagang asongan tidak boleh diabaikan.Â
Dengan pendekatan yang inklusif dan kolaboratif, dilema ini dapat diatasi sehingga semua pihak dapat merasakan manfaatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H