Artificial Intelligence (AI) telah mengubah lanskap berbagai aspek kehidupan, termasuk pekerjaan, pendidikan, dan bahkan interaksi sosial.Â
Salah satu kemampuan yang menonjol adalah kemampuannya menjawab berbagai pertanyaan, mulai dari masalah teknis hingga hal-hal personal.Â
Jawaban yang diberikan AI tidak sepenuhnya lepas dari bias, karena AI bekerja berdasarkan data input pengguna dan informasi yang tersedia di internet, termasuk yang terkumpul dari sumber seperti Google dan jaringan lainnya.Â
Fenomena ini melahirkan pertanyaan mendasar: apakah AI menggantikan kebutuhan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama? Â
Curhat kepada AI
Salah satu tren yang menarik adalah kecenderungan sebagian orang untuk "curhat" kepada AI. Fenomena ini mengindikasikan adanya perubahan pola komunikasi.Â
Ketidakmampuan sebagian individu untuk berinteraksi secara langsung dengan teman, keluarga, atau orang terdekat sering kali menjadi alasan utama.Â
Dalam beberapa kasus, ini bisa dihubungkan dengan ketidakpuasan terhadap jawaban yang normatif dan sering kali terlalu menggurui, yang tidak memberikan solusi nyata bagi persoalan mereka.
AI sebagai Alternatif
AI hadir sebagai alternatif dengan memberikan jawaban yang berbeda, bahkan tampak lebih cerdas dan fleksibel dibandingkan tanggapan manusia yang sering kali penuh nasihat standar.Â
Namun, AI tidak lepas dari kelemahannya. Jawaban yang diberikan terkadang "halu" atau jauh dari kenyataan, karena terbatasnya kemampuan AI memahami konteks emosional atau nuansa manusiawi yang kompleks.