Dalam renungannya, Pdt. Yulia mengajak jemaat untuk melihat bagaimana Zakharia, melalui nyanyiannya yang dikenal sebagai Benedictus, menyampaikan pujian kepada Allah yang penuh kasih.Â
Nyanyian itu mencerminkan iman dan pengharapan yang besar akan rencana Allah bagi umat manusia.
Sebagaimana dinyatakan dalam Lukas 1:68-78, Zakharia memuji Allah yang telah melawat umat-Nya dengan kasih dan kuasa-Nya.Â
Ia bersyukur atas penggenapan janji Allah yang membebaskan umat-Nya dari dosa dan membawa terang kepada mereka yang hidup dalam kegelapan.Â
Rencana Allah bagi Uma-Nya
Dalam nyanyian itu, terlihat bahwa Zakharia tidak hanya menerima kasih karunia Allah, tetapi juga menyatakannya dengan penuh keyakinan.
Melalui refleksi ini, Pdt. Yulia menekankan bahwa kasih Allah tidak memandang gender. Dalam sejarah keselamatan, baik pria maupun wanita memiliki peran penting.Â
Zakharia menjadi contoh bagaimana seorang pria dapat menunjukkan iman yang kokoh dan memberikan dampak besar dalam rencana Allah. Hal ini menjadi teladan bagi para bapak gereja untuk terus hidup dalam kasih dan kebenaran Allah.
Perayaan Natal kaum bapak ini juga menjadi pengingat bahwa setiap pria dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di tengah keluarga dan gereja.Â
Sebagaimana Zakharia setia pada panggilannya, para bapak juga diajak untuk menjalani hidup yang memuliakan Allah, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Kaum Bapak sebagai Teladan Iman