Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semangat Persatuan Umat Allah dalam Menyambut Lawatan Allah

17 Desember 2024   22:52 Diperbarui: 18 Desember 2024   07:37 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Natalina (tengah) Memimpin Perayaan Natal Pikat di GPIAI Efata (Dok. Sigit)

Kepemimpinan yang efektif

Dengan banyaknya koordinator yang merupakan alumni dan mahasiswa STT Efata, pelayanan ini semakin kuat dan terarah. 

Mereka berperan sebagai ujung tombak dalam memimpin, membina, dan memastikan bahwa setiap anggota Pikat merasakan kedekatan dengan Allah serta sesama jemaat. 

Kepemimpinan yang efektif dan penuh dedikasi ini menjadi kunci utama keberlanjutan Pikat dalam melayani kebutuhan rohani jemaat.

Persekutuan Saling Membangun

Melalui pertemuan-pertemuan rutin yang dipenuhi doa, penyembahan, dan pengajaran Firman Tuhan, Pikat membantu jemaat membangun fondasi iman yang kokoh di tengah berbagai tantangan zaman. 

Natal PIKAT tahun ini memberikan pesan yang kuat tentang pentingnya kebersamaan dan kesatuan. Berbeda tempat tetapi satu tujuan, yakni merayakan kelahiran Sang Juru Selamat, menjadi simbol dari keberagaman yang disatukan oleh kasih Kristus. 

PIKAT di berbagai wilayah, seperti di Rekesan dan Dukuh, juga menegaskan bahwa gereja hadir di tengah-tengah kehidupan jemaat dan masyarakat secara inklusif dan kontekstual.

Sebagai persekutuan yang berorientasi pada pertumbuhan iman, Pikat Efata memiliki peran yang semakin penting di era modern ini. Tekanan kehidupan, perubahan budaya, dan tantangan iman memerlukan komunitas rohani yang solid dan mendukung. 

Pikat Siap Menyambut Lawatan Allah

Momentum Natal ini juga menjadi pengingat bagi gereja akan panggilannya untuk menjadi terang di tengah kegelapan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun