Pentingnya Kolaborasi dan Dukungan bagi Penyintas Cancer

Perayaan Natal bagi penyintas kanker yang diadakan di Joglo Rini, Salatiga, pada 7 Desember 2024, menjadi momen yang penuh makna. 

Acara ini tidak hanya menjadi perayaan iman, tetapi juga wadah untuk memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada para penyintas kanker beserta keluarga mereka. 

Kehadiran tokoh-tokoh penting seperti Pdt. David Hadiwibisono dan Shirley Angelina Kusuma sebagai inisiator Persekutuan Doa Cancer Survivor memperkuat komitmen komunitas ini untuk saling mendukung.

Pemulihan dan Pengharapan 

Tema Natal kali ini, "Marilah kita ke Betlehem" (Lukas 2:15), mengajak setiap peserta untuk membagikan sukacita. 

Baca juga: Perjuangan dan Solidaritas Cancer Survivor Salatiga

Firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt. Moyliana dari Gereja Jemaat Kristen Indonesia (JKI) Salatiga mempertegas pentingnya harapan dan iman dalam menghadapi tantangan hidup. 

Perjalanan ke Betlehem tidak hanya bermakna fisik, tetapi juga perjalanan rohani menuju pemulihan dan pengharapan baru.

Peran Pemimpin Pujian dan MC
Acara ini dipandu dengan baik oleh Ibu Endah Christiani yang berperan sebagai pemimpin pujian dan MC. 

Kehadirannya tidak hanya memberikan semangat kepada peserta, tetapi juga menciptakan suasana yang hangat dan penuh sukacita. 

Dengan gaya yang ramah dan inspiratif, Ibu Endah menghubungkan setiap sesi acara sehingga berlangsung dengan lancar dan bermakna.

Baca juga: Denyut Pedagang Kecil di Pasar Cengek Salatiga

TIm Pelayanan PD Survivor berpoto bersama Pdt Moyliana, dan Pdt David H. Wibisono (tengah) (Dok.Pri)

Lidya Puji Astuti, sebagai perwakilan dari komunitas penyintas kanker, memberikan sambutan. Ia menyampaikan rasa syukur atas dukungan dari berbagai pihak serta mengingatkan betapa pentingnya semangat dan dukungan komunitas dalam menghadapi perjalanan yang penuh tantangan ini. 

Baca juga: Hidup dalam Terang di Era Disrupsi Teknologi

Dukungan Keluarga

Acara ini diikuti oleh para penyintas kanker dan keluarga mereka. Kehadiran keluarga memberikan dukungan moral yang tak ternilai bagi para penyintas. 

Selain itu, keterlibatan keluarga menciptakan lingkungan yang lebih erat dan hangat, sehingga mereka merasa tidak sendiri dalam perjuangan ini. 

Peran keluarga sangat penting sebagai pilar utama dalam mendampingi penyintas kanker selama proses pemulihan.

Para penyintas kanker membutuhkan komunitas yang dapat saling mendukung. 

Kegiatan seperti ini menjadi platform penting untuk berbagi pengalaman, memberikan semangat, dan memperkuat hubungan antaranggota. 

Dukungan emosional dan spiritual menjadi elemen kunci dalam perjalanan penyintas untuk memulihkan diri, baik secara fisik maupun mental.

Kolaborasi yang Menguatkan

Pdt. David Hadiwibisono, melalui Yayasan Tanah Perjanjian Efata, memberikan perhatian besar pada pelayanan bagi penyintas kanker. 

Yayasan ini menyediakan berbagai fasilitas seperti Rumah Pemulihan Efata, Rumah Perteduhan Efata, serta layanan konseling dan terapi. 

Dukungan seperti ini sangat berharga bagi para penyintas, yang sering kali membutuhkan akses ke perawatan tambahan di luar medis.

Sumbangsih dan Kolaborasi
Donatur seperti Anna N Prajogo, Majelis jemaat GKI Pudak Payung Semarang, juga memiliki peran penting dalam menyediakan alat terapi, termasuk foton terapi, yang membantu proses pemulihan pasien. 

Kolaborasi antara yayasan, komunitas, dan individu menunjukkan bahwa upaya bersama dapat menciptakan dampak yang lebih besar.

Dukungan dari Tenaga Medis

Dalam kesempatan ini dr. William Alfred Lapian Pandeirot, Sp.B (K) Onk, dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap kegiatan penyintas kanker, termasuk penyuluhan yang dilakukan kepada masyarakat, seperti kelompok PKK. 

Pdt. Endah Christina (kiri), dr. Elizabeth Rosiska, dan dr.  Williman Alfred Lapian Pandeirot, Sp.B (K) Onk. dalam Momen Natal PDCS Salatiga (Dok.Pri)

Dukungan tenaga medis seperti, dr. William Alfred Lapian Pandeirot, Sp.B (K) Onk, dan Direktur layanan umum RS Ken Saras, dr. Elisabeth Rosiska P. memperkuat aspek holistik dalam penanganan kanker, yang mencakup aspek medis, emosional, dan sosial.

Pesan Dr. William agar penyintas kanker menjadi berkat bagi sesama, tanpa memandang suku, agama, gender, atau ras, mencerminkan semangat inklusivitas yang harus terus dijaga. 

Natal menjadi momentum untuk merefleksikan kasih Allah yang universal dan menguatkan setiap individu dalam menghadapi tantangan.

Pentingnya Edukasi dan Pencegahan
Selain dukungan bagi penyintas, edukasi tentang deteksi dini dan pencegahan kanker juga sangat penting. 

Kegiatan penyuluhan seperti program SADARI (Periksa Payudara Sendiri) menjadi langkah signifikan dalam mengurangi angka kejadian kanker di masyarakat.

Natal bagi penyintas kanker di Salatiga bukan sekadar perayaan, tetapi juga manifestasi kasih dan pengharapan. 

Dengan dukungan spiritual, emosional, dan medis yang terpadu, penyintas kanker tidak hanya memiliki kesempatan untuk pulih, tetapi juga menjadi inspirasi bagi orang lain.