Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mengurai Kekerasan dan Tanggung Jawab Aparat dalam Kasus Penembakan di Semarang

4 Desember 2024   13:49 Diperbarui: 4 Desember 2024   16:21 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa Siswi melatakkan Karangan bunga tanda dukacita di SMKN 4 Semarang, (DETIK.COM/Arina Zulfa Ul Haq)

Kasus penembakan oleh Aipda Robig yang menewaskan seorang siswa SMK Negeri 4 Semarang, GR alias Gamma, mengundang perhatian luas. 

Insiden ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang tanggung jawab aparat dalam menggunakan kekerasan dan dampaknya terhadap masyarakat, terutama generasi muda.

Prosedur yang Terukur?

Dalam penegakan hukum, setiap tindakan aparat harus selalu berlandaskan prosedur yang jelas dan terukur, sesuai dengan prinsip keadilan dan hukum yang berlaku. 

Penembakan yang dilakukan oleh Aipda Robig, yang menurut hasil pemeriksaan Propam Polda Jateng tidak terkait dengan pembubaran tawuran, mengungkap potensi pelanggaran terhadap protokol penggunaan senjata api. Protokol ini mengharuskan aparat menggunakan kekuatan hanya dalam situasi yang benar-benar mendesak dan proporsional.

Klaim bahwa penembakan tersebut disebabkan oleh kendaraan Aipda Robig yang diserempet memunculkan pertanyaan etis dan profesional. Jika alasan ini benar, maka hal ini menimbulkan keraguan tentang apakah insiden tersebut cukup untuk membenarkan penggunaan kekuatan mematikan. 

Tindakan tersebut tampaknya lebih mencerminkan respons emosional ketimbang pertimbangan yang rasional dan terukur dari seorang penegak hukum yang terlatih.

Sebagai aparat penegak hukum, penting untuk selalu mengutamakan profesionalisme dan proporsionalitas dalam setiap tindakan. Respons yang didorong oleh emosi, seperti yang terlihat dalam insiden ini, berisiko merusak kepercayaan publik terhadap aparat. 

Oleh karena itu, penting agar setiap tindakan yang melibatkan penggunaan kekuatan selalu dikendalikan oleh prinsip-prinsip hukum yang jelas untuk melindungi hak-hak individu dan menjaga integritas lembaga penegak hukum.

Persoalan Hak Pendidikan Anak

Dampak dari kejadian tawuran ini meluas, terutama terhadap pelajar lain yang kini dilarang bersekolah hingga kasus tersebut selesai. Kebijakan ini tidak hanya mempengaruhi siswa yang diduga terlibat, tetapi juga menciptakan ketidakpastian bagi para pelajar lainnya yang menjadi korban dari pembatasan ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun